Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Albert Einstein Lahir

Kompas.com - 14/03/2018, 12:06 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Karya ilmiah keempat yang paling dikenal adalah apa yang disebutnya sebagai teori relativitas khusus.

Dalam relativitas khusus, ruang dan waktu tidaklah absolut, tetapi lebih merupakan sebuah gerakan relatif dari sudut pandang pengamat.

Teori ini menggantikan pendapat Newton tentang ruang dan waktu dan memasukan elektromagnetisme sebagaimana tertulis oleh persamaan Maxwell.

Teori ini disebut "khusus" karena dia berlaku terhadap prinsip relativitas pada kasus "tertentu" atau "khusus" dari rangka referensi inertial dalam ruangwaktu datar, di mana efek gravitasi dapat diabaikan.

Baca juga : Koleksi Surat Albert Einstein Dilelang di Los Angeles

Menurut teori Einstein, kecepatan cahaya adalah sama untuk semua pengamat, tidak bergantung pada kecepatan gerak pengamat relatif terhadap sumber cahaya.

Dalam teori kelimanya, Einstein mengeksplorasi rumus matematika untuk teori relativitas khusus. Dia mengatakan, massa dan energi adalah sama dan bisa dihitung dengan rumus  E=MC2.

Meski teori-teori revolusioner Einstein tak langsung diterima publik, tetapi karya-karya itu membuat dia bisa masuk ke dalam lingkaran para fisikawan ternama Eropa.

Dia juga kemudian mendapatkan gelar profesor di sejumlah universitas di Zurich (Swiss), Praha (Ceko), dan Berlin (Jerman).

Pada 1916, Einstein menerbitkan "Dasar dari Teori Relativitas Umum", yang mengatakan bahwa gravitas, seperti halnya gerakan, dapat memengaruhi interval ruang dan waktu.

Menurut Einstein, gravitasi bukanlah kekuatan, seperti yang didalilkan Isaac Newton. Gravitasi menurut Einstein adalah sebuah medan kurva di dalam kontinum ruang-waktu yang terbentuk karena keberadaan massa.

Sebuah benda dengan massa gravitasional besar, seperti matahari, akan nampak melengkungkan ruang dan waktu di sekitarnya.

Hal ini dapat ditunjukkan dengan mengamati cahaya bintang yang melintasi matahari sebelum mencapai Bumi.

Pada 1919, para ilmuwan yang mempelajari gerhana matahari memverifikasi prediksi yang dibuat Einstein dalam teori relativitas umumnya, dan pernyataan ini dalam sekejap membuat  Einstein menjadi "selebriti".

Kemudian beberapa hal lain terkait relativitas umum seperti pergeseran orbit planet Merkurius dan kemungkinan keberadaan lubang hitam juga dibenarkan para ilmuwan.

Selama satu dekade berikutnya, Einstein terus membuat kontribusi untuk teori kuantum dan mulai bekerja menggabungkan berbagai teori yang dia harap bisa meliputi mekanika kuantum dan teori relativitas sebagai penjelasan tentang cara kerja alam semesta.

Seperti halnya pada tokoh publik, Einstein juga mulai menjadi politis. Dia mendukung Zionisme serta menentang militerisme dan rencana mempersenjatai kembali Jerman.

Pernyataan ini membuat Einstein tidak populer di negeri kelahirannya dan setelah Adolf Hitler berkuasa pada 1933, status Einsten sebagai warga negara Jerman dicabut dan dia pergi meninggalkan negeri itu.

Dia kemudian menetap di Amerika Serikat dan bekerja di Institute for Advance Study di Princeton, New Jersey.

Einstein tetap tinggal di New Jersey selama sisa hidupnya tetap bekerja dan saat bersantai dia memilih berlayar atau bermain biola.

Pada 1939, meski memiliki keyakinan sebagai seorang pasifis, Einsten setuju menyurati Presiden AS Franklin D Roosevelt mewakili para ilmuwan yang prihatin dengan keengganan AS mengembangkan riset senjata atom.

Baca juga : IQ Bocah Ini Lebih Tinggi dari Albert Einstein

Seperti ilmuwan lainnya, Eisntein juga khawatir Jerman akan menjadi satu-satunya negara yang memiliki senjata mematikan itu.

Meski demikian, Einstein tak terlibat dalam Proyek Manhattan yang mengembangkan bom atom yang kemudian dijatuhkan di Jepang.

Pada 1955, Albert Einstein, salah satu manusia dengan otak paling cerdas dalam sejarah dunia, meninggal dunia di Princeton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com