Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Duga Perusahaan Singapura Kirim Barang Mewah ke Korut

Kompas.com - 13/03/2018, 20:24 WIB
Ervan Hardoko

Editor

Sulit ditangkap bank

William Newcomb, mantan anggota panel ahli PBB, mengatakan Korut memang sengaja mencari celah untuk menghindari sanksi PBB.

"Mereka mendirikan perusahaan kedok, lalu mendirikan perusahaan kedua di tempat lain, sebuah bank di lokasi ketiga, dan berbisnis di lokasi berbeda," papar Newcomb.

"Nah sekarang ada berbagai yurisdiksi yang terlibat dan menjadi rumit. Itulah salah satu teknik yang mereka gunakan untuk mengalahkan sanksi-sanksi," imbuhnya.

Sejumlah peneliti kejahatan keuangan mengutarakan, sulit bagi bank untuk menangkap pelaku tindakan tersebut.

Baca juga : AS: Korea Utara Perintahkan Pembunuhan Kim Jong Nam dengan Racun VX

"Mungkin Anda tidak pernah tahu bahwa dana itu datang dari Korea Utara," kata Tim Phillipps, pemimpin kawasan Asia Pasifik di jaringan kejahatan keuangan perusahaan Deloitte.

Dia menambahkan, masalah soal Korut boleh jadi lebih besar di Asia Tenggara.

"Jika Anda disebutkan dalam laporan di Singapura, MAS sangat mungkin meminta pemeriksaan sejarah transaksi yang panjang," kata Phillips.

"Namun, kalau Anda melihat negara lain di Asia Tenggara, umumnya mereka tidak punya sistem yang matang untuk mencegah hal ini terjadi," sambungnya.

Laporan PBB mengarisbawahi betapa mudahnya perusahaan-perusahaan yang berbisnis dengan Korut untuk menemukan celah, bahkan di negara dengan sistem keuangan yang amat rapi seperti Singapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com