Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan AS: Taliban Siap Bahas Perdamaian dengan Pemerintah Afghanistan

Kompas.com - 13/03/2018, 14:58 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis mengklaim kelompok Taliban terbuka untuk mengadakan pembicaraan dengan pemerintah Afghanistan.

Pernyataan tersebut dilontarkan Mattis di Kabul, Afghanistan, dalam sebuah kunjungan yang tidak diumumkan sebelumnya, Selasa (13/3/2018).

AFP melaporkan, Mattis tiba di Kabul dua pekan setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengungkapkan rencana untuk memulai pembicaraan damai dengan Taliban.

Kelompok Taliban sejauh ini belum memberikan respons formal terkait tawaran negosiasi dari pemerintah.

Baca juga : Presiden Afghanistan Tawarkan Perdamaian kepada Taliban Lewat Ini

Namun, Mattis mengatakan beberapa pemimpin kelompok pemberontak tersebut telah menyatakan ketertarikannya untuk berdiskusi.

"Mungkin tidak semua Taliban akan menerima dalam sekali waktu, itu terlalu jauh, tapi ada beberapa elemen Taliban yang tertarik untuk berbicara dnegan pemerintah Afghanistan," katanya.

Pemerintah Afghanistan merencanakan perdamaian dengan mengakui Taliban sebagai partai politik.

Kelompok tersebut menyatakan siap untuk bernegosiasi, namun hanya dengan AS dan bukan dengan pemerintah Afghanistan.

Pekan lalu, Taliban menyebutkan, pemerintah Afghanistan sebagai pemerintahan tidak sah dan upaya perdamaian merupakan bagian dari tipu daya.

"Saat ini, kami ingin Afghanistan untuk memimpin dan memberikan substansi upaya rekonsiliasi," ucap Mattis.

Baca juga : Taliban Kuasai Pusat Distrik di Wilayah Afghanistan Barat

Setelah berkonflik dengan Taliban selama 16 tahun, pasukan AS kini sedang menuju kemenangan.

"Seperti apa kemenangan? itu adalah negara yang memiliki rakyat dan pasukan keamanan untuk menegakkan hukum dan menangani ancaman," katanya.

"Semua bekerja untuk mencapai rekonsiliasi politik, bukan kemenangan militer. Kemenangan akan menjadi rekonsiliasi politik," tambahnya.

Sebagai bagian dari strategi Asia Selatan, Presiden AS Donald Trump memerintah peningkatan serangan bom terhadap Taliban, termasuk laboratorium pembuatan obat terlarang dan kamp pelatihan.

Baca juga : Penasihat Militer Taliban Asal Jerman Ditangkap Tentara Afghanistan

Lebih dari 3.000 pasukan tambahan dari AS telah ditempatkan ke Afghansitan untuk meningkatkan pelatihan pasukan lokal.

Hingga kini, sekitar 14.000 pasukan AS telah berada di Afghansitan, meningkat sekitar 8.500 sejak Barack Obama meninggalkan Gedung Putih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com