CANBERRA, KOMPAS.com - Palu sudah diketok. Kongres Rakyat China telah memutuskan untuk mencabut masa jabatan presiden.
Pencabutan yang dilakukan Minggu (11/3/2018) tersebut memberi jalan kepada Xi Jinping untuk berkuasa di China tanpa batas waktu.
Sebuah langkah yang bagi pendukung Xi sangat penting demi pemberantasan korupsi, namun mendapat penolakan dari mahasiswa Negeri "Panda" yang tengah menimba ilmu di luar negeri.
Mereka memutuskan menyebarkan poster berisi gambar Xi disertai kalimat Xi's Not My President (Xi Bukan Presiden Saya).
Salah satunya terjadi di Universitas Nasional Australia, Canberra. Mahasiswa bernama Wu Lebao menempelkan poster dalam bahasa Mandarin dan Inggris.
Baca juga : Kebangkitan Xi Jinping, Ketika Nostalgia Kekaisaran Menyihir Asia Tenggara
Dilansir BBC Senin (12/3/2018), Wu menempelkan poster tersebut dengan harapan memberi pencerahan kepada rekan-rekan satu negaranya.
"Sejak pertama berkuasa, Xi sudah menampilkan diri sebagai sosok diktator. Pencabutan itu bakal memberikan perubahan yang sangat besar di China," kata Wu.
Selain di Canberra, poster dengan tulisan sama juga dijumpai di Universitas Curtin di Perth, maupun Monash University di Melbourne.
Namun, pelajar China yang lain di Australia mengaku tidak tahu akan adanya kampanye penolakan terhadap Xi.
Mereka berkata, isu tersebut memang sangat sensitif. Tetapi, mereka membahasnya sebagai bentuk candaan. "Kebanyakan dari kami tidak peduli," kata mahasiswa yang namanya tidak ingin dipublikasikan.
Baca juga : Parlemen China Setujui Amandemen, Xi Bisa Jadi Presiden Seumur Hidup
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.