WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, dilaporkan kembali menerima pemberitahuan pencabutan penghargaan yang diraihnya.
Institusi yang mencabut gelar Suu Kyi adalah Museum Holocaust di Amerika Serikat (AS), seperti dilaporkan AFP Kamis (8/3/2018).
Penghargaan Elie Wiesel, yang diberi nama dari korban selamat Holocaust Eli Wieser, diberikan kepada Suu Kyi pada 2012.
Saat itu, Suu Kyi dianggap menunjukkan kepemimpinan dan pengorbanan luar biasa dalam menentang tirani junta militer yang mengekang kebebasan rakyat Myanmar.
Dalam pernyataan resmi, Museum Holocaust memutuskan menarik penghargaan setelah militer melakukan operasi militer ke Rakhine pada 25 Agustus 2017.
Baca juga : Kota Oxford Cabut Gelar Kehormatan untuk Aung San Suu Kyi
Akibatnya, sekitar 700.000 orang dari etnis Rohingya melarikan diri ke kamp pengungsian Kutupalong yang terletak di Distrik Cox's Bazaar.
Dalam suratnya, Museum Holocaust berharap Suu Kyi bakal menggunakan wewenangnya guna mencegah "pembersihan etnis" Rohingya.
Namun, Suu Kyi dianggap memberikan respon lemah terhadap krisis yang tengah terjadi kepada masyarakat Rohingya.
"Partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi, menolak bekerja sama dengan penyelidik PBB, dan beretorika tentang anti-Rohingya," kata Museum Holocaust.
Selain itu, Myanmar juga menghambat jurnalis yang berusaha melaporkan dugaan adanya pembantaian massal, dan usaha pengusiran Rohingya menuju Bangladesh.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.