Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Racun Saraf Dipakai untuk Percobaan Pembunuhan Mantan Agen Ganda Rusia

Kompas.com - 08/03/2018, 09:00 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Mantan agen ganda rusia Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, berada dalam kondisi kritis akibat sengaja diracuni dengan racun saraf.

Kepolisian Inggris secara resmi melakukan penyelidikan terhadap percobaan pembunuhan itu.

Asisten komisaris kepolisian setempat Mark Rowley mengatakan, petugas kepolisan menemukan Skripal dalam kondisi sakit parah di Salibury, Minggu (4/3/2018).

Dia ditemukan dalam keadaan tidak sadar di bangku, di sebuah pusat perbelanjaan. Pengunjung yang mengetahui kondisi keduanya lantas menghubungi polisi.

"Kepolisian terus memberikan dukungan penuh kepada keluarganya," katanya.

Rowley menyatakan, tim medis telah mengidentifikasi zat yang digunakan untuk melemahkan Skripal dan Yulia. Namun, dia menolak mengungkapkan jenis racun yang digunakan.

Baca juga : Mantan Agen Ganda Rusia Kritis Setelah Terkena Zat Tak Dikenal

Seorang anggota kepolisian yang tiba di lokasi Skripal dan Yulia berada, juga terpapar racun dan kini mengalami koma.

"Ketiganya terpapar racun saraf," ucapnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut jenis racunnya.

Penyidik meyakini Skripal dan Yulia secara khusus ditargetkan dalam tindakan yang disengaja.

Skripal merupakan mantan intelijen militer Rusia. Dia dijatuhi hukuman 13 tahun penjara di Rusia pada 2006 atas tuduhan melakukan mata-mata untuk Inggris.

Dia mendapatkan perlindungan di Inggris, setelah pertukaran mata-mata antara Amerika Serikat dan Rusia pada 2010.

Kemudian, Skripal diterbangkan ke Inggris, di mana dia tetap membaur dengan masyarakat selama 8 tahun terakhir.

Racun saraf

Racun saraf pertama kali dikembangkan neurotoksin oleh ilmuwan Jerman pada 1930-an, namun tidak pernah digunakan sebagai senjata kimia dalam Perang Dunia II.

Racun saraf merupakan racun paling berbahaya yang dapat mempengaruhi sistem saraf dengan menganggu komunikasi antara otak, organ utama, dan otot.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com