Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/03/2018, 15:37 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

PORT MORESBY, KOMPAS.com - Papua Niugini kembali diguncang gempa pada Rabu (7/3/2018). Gempa kali ini memiliki kekuatan magnitudo 6,7.

Sepekan sebelumnya, negara itu juga merasakan gempa magnitudo 7,5 di wilayah pedalaman dataran tinggi yang menewaskan puluhan orang.

Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat mencatat gempa terakhir terjadi pada Rabu tengah malam, dengan pusat gempa di kedalaman 112 km, barat daya Porgera.

Sebanyak 10 gempa susulan juga terjadi selama berjam-jam dengan kisaran magnitudo 4,7 hingga 5,2.

Gubernur Southern Highlands William Powi mengatakan, warga trauma dengan bencana tersebut. Dia juga belum mengetahui kerusakan atau korban cedera yang disebabkan oleh gempa yang baru terjadi.

"Ini di luar kemampuan pemerintah provinsi untuk mengatasi besarnya kerusakan dan kehancuran," katanya.

Baca juga : Korban Tewas Gempa Magnitudo 7,5 di Papua Niugini Capai 67 Orang

"Warga kami mengalami trauma dan sulit mengatasinya," tambahnya.

Pemerintah provinsi berusaha untuk memenuhi kebutuhan medis, air, makanan, dan obat-obatan yang diperlukan masyarakat.

Sebanyak 39 orang tewas di Shouthern Highlands. Kebanyakan dari mereka meninggal karena tertimpa rumah atau terkubur tanah longsor.

Sementara, gempa yang terjadi pada 26 Februari lalu disebut sebagai gempa terbesar yang melanda wilayah dataran tinggi dalam satu abad terakhir.

The Guardian melaporkan 55 orang telah dikonfirmasi telah tewas dalam peristiwa gempa pekan lalu. Namun, pihak berwenang menyebutkan korban tewas kemungkinan bisa bertambah hingga lebih dari 100 orang.

Sebelumnya, Palang Merah menyatakan, 67 orang dilaporkan tewas.

Ribuan orang telah kehilangan tempat tinggal, tanpa makanan dan air bersih di wilayah Southern Highlands, Western, Enga, dan Hela.

Mereka juga dirundung ketakutan mengingat gempa susulan yang kuat terus terjadi, termausk dua gempa magnitudo 6,0 pada Senin (6/3/2018).

"Jumlah korban tewas yang dilaporkan oleh badan pusat bencana dan tim manajemen bencana pada Jumat lalu telah mencapai 67 orang," kata kepala federasi palang merah Papua Niugini Udaya Regmi.

Baca juga : Papua Niugini Umumkan Keadaan Darurat Pasca-gempa Magnitudo 7,5

Gempa juga mempengaruhi operasional perusahaan raksasa Amerika Serikat di bidang energi, ExxonMobil, yang akan tutup selama 8 pekan.

Direktur pelaksana ExxonMobil Papua Niugini Andrew Barry mengatakan, produksi proyek senilai 19 miliar dollar AS atau Rp 261,2 triliun akan dipulihkan secepat mungkin.

"Peristiwa ini belum pernah terjadi sebelumnya di negara ini dan perusahaan," katanya.

Perdana Menteri Peter O'Neil mengatakan pada pekan lalu, penutupan pabrik gas tersebut akan memiliki dampak besar terhadap ekonomi, di mana sangat bergantung pada sumber daya alam.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com