Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Darurat Ditetapkan di Sri Lanka Menyusul Kerusuhan Sektarian

Kompas.com - 06/03/2018, 17:58 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

KOLOMBO, KOMPAS.com - Pemerintah Sri Lanka, Selasa (6/3/2018), menyatakan negara dalam kondisi darurat menyusul kekerasan sektarian di negeri itu.

"Pemerintah memutuskan mengambil langkah keras, termasuk menyatakan keadaan darurat selama 10 hari," kata Menteri Perencanaan Kota Rauff Hakeem.

Selain itu, kepolisian Sri Lanka juga menerapkan jam malam di distrik Kandy yang menjadi pusat kerusuhan sektarian tersebut.

Pemerintah mengerahkan pasukan polisi bersenjata lengkap ke distrik yang terletak di kawasan pegunungan yang merupakan daerah tujuan wisata.

Baca juga : Puluhan Tewas akibat Bentrokan Sektarian di Afrika Tengah

Polisi bersenjata dikerahkan setelah sejumlah warga menolak pemberlakuan jam malam dan memicu kerusuhan.

Jam malam di Kandy diperpanjang setelah polisi mengeluarkan jenazah seorang pria yang kebetulan beragama Islam dari sebuah bangunan yang habis terbakar.

Kondisi ini mengancam ketegangan lebih lanjut yang selama beberapa pekan terakhir melanda Sri Lanka.

Pemberlakuan keadaan darurat ini memberi wewenang kepada polisi untuk melakukan penyisiran hingga penahanan para tersangka kerusuhan untuk jangka panjang.

Selain itu, kondisi darurat ini memungkinkan pemerintah mengerahkan tentara jika diperlukan.

Ini adalah kali pertama dalam tujuh tahun terakhir pemerintah Sri Lanka menyatakan kondisi darurat.

Selama hampir 30 tahun, negeri pulau itu selalu berada dalam kondisi darurat di saat pemerintah memerangi pemberontakan Tamil dalam perang saudara yang berakhir pada 2009.

Pemerintah mengatakan, kerusuhan ini terpusat di Kandy, daerah yang dikenal dengan kebun teh dan peninggalan Buddha.

Pada Senin (5/3/2018) kerusuhan pecah di Kandy setelah seorang pria etnis Sinhala tewas dikeroyok sekelompok orang pekan lalu.

Pria yang tewas itu kebetulan beragama Buddha yang dipeluk tiga perempat dari 21 juta warga Sri Lanka. Sementara 10 persen warga negeri itu memeluk agama Islam.

Kerusuhan itu mengakibatkan puluhan rumah, tempat usaha, dan rumah ibadah warga Muslim Sri Lanka rusak berat.

Polisi yang berusaha memulihkan kondisi telah menangkap puluhan orang dan kini menggelar penyelidikan terkait insiden di Kandy.

Baca juga : Kekerasan Sektarian Kembali Pecah di Myanmar

Pekan lalu kerusuhan sektarian juga terjadi di wilayah timur Sri Lanka setelah seorang juru masak beragama Islam dituduh memasukkan obat-obatan kontrasepsi ke dalam makanan yang dijual kepada warga Sinhala.

Pemerintah menepis isu tersebut sebagai sebuah tuduhan tak berdasar dan memerintahkan penangkapan para perusuh.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com