NEWFOUNDLAND, KOMPAS.com - Sebanyak 250 pasangan berkumpul di Gereja Perdamaian Dunia dan Unifikasi Newfoundland, Amerika Serikat (AS) (Rabu (28/2/2018).
Diberitakan Sky News Kamis (1/3/2018), mereka berkumpul dalam sebuah ibadah, sekaligus upacara untuk memperbarui janji pernikahan mereka.
Namun, mereka memperbarui janji tersebut menggunakan senapan serbu tipe semi-otomatis AR-15.
Selain membawa senapan serbu, beberapa di antaranya juga mengenakan mahkota yang terbuat dari untaian peluru.
Gereja Perdamaian Dunia tersebut dipimpin oleh Moon Hyung Jin. Putra dari Moon Myung Sun, pria dari Korea Selatan yang mengaku sebagai Mesias.
Baca juga : Gereja Ini Gelar Upacara yang Libatkan Senjata
Mereka percaya, senapan serbu AR-15 merupakan "Gada Besi" seperti yang tertulis dalam Kitab Wahyu untuk menyelamatkan umat manusia.
"Tidak ada yang lebih baik selain AR-15 yang berfungsi mencegah kejahatan yang semakin meluas," ucap Tim Elder, Direktur Misi Gereja Perdamaian Dunia.
Ouk Sreymom, salah satu jemaat di gereja tersebut, berkata kalau mereka harus mempunyai senjata jika ingin mengalahkan kejahatan yang ada di dunia ini.
"Masyarakat mempunyai hak menenteng senjata. Kami harus melawan iblis dengan ini," kata perempuan 41 tahun itu.
Namun, kegiatan mereka mendapat pertentangan dari warga yang ada di sekitar gereja. Mereka berunjuk rasa saat upacara berlangsung.
Sebab, senapan serbu itu mirip yang dipakai pelaku penembakan massal SMA Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida (14/2/2018).
Pelaku yang bernama Nikolas Cruz itu menyerang bekas sekolahnya, dan menewaskan 17 orang murid dan guru, serta melukai 15 orang lainnya.
"Senjata itu digunakan untuk pembantaian massal. Sekarang Anda ini memberkatinya? Sangat memalukan!" kecam Lisa Desiena, salah satu pengunjuk rasa dilansir International Business Times.
Keberadaan senjata tersebut juga membuat sekolah terdekat, SD Wallenpaupack Selatan, memutuskan untuk mengungsikan murid-muridnya ke sekolah lain.
Pengawas Sekolah Distrik Wallenpaupack, Michael Silsby berkata, mereka memang tidak menerima peringatan langsung.
"Namun, demi mencegah hal yang tidak diinginkan, kami memutuskan untuk memindahkan para siswa," kata Silsby.
Adapun upacara tersebut ditentang oleh Presiden Gereja Unifikasi, yang merupakan pusat Gereja Perdamaian Dunia, Richard Buessing.
Dalam pendapatnya, sebuah kehidupan beragama tidak mengharuskan jemaatnya untuk membawa senjata.
Baca juga : Pasca-Kasus Penembakan Massal Florida, Walmart Naikkan Batas Usia Pembeli Senjata
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.