Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di China, Huruf "N" dan Winnie the Pooh Disensor

Kompas.com - 01/03/2018, 17:04 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Wacana untuk menghapus masa jabatan presiden di China mendapat reaksi baik dari warganya, maupun pengamat luar negeri.

Rata-rata mereka menyatakan penolakan, dan khawatir usulan tersebut hanyalah cara untuk mengantarkan Xi Jinping menjadi orang nomor satu selamanya.

Pemerintah China kemudian melakukan langkah dengan menyensor kata yang menyuarakan ketidaksetujuan mereka.

Dilansir situs China Digital Times via The Guardian Rabu (28/2/2018), berikut adalah beberapa kata yang disensor oleh Beijing:

- 10.000 Tahun, yang mana merupakan kata ganti dari "Panjang Umur!" atau "Viva!"
- Tidak Setuju
- Xi Zedong. Kata ini adalah akronim dari Xi dan mantan diktator China Mao Zedong
- Tidak Tahu Malu
- Panjang Umur!
- Pemujaan yang Berlebihan
- Emigrasi
- Keabadian

Baca juga : Partai Komunis China Usul Penghapusan Batas Masa Jabatan Presiden

Selain beberapa kata di atas, yang mengejutkan adalah China juga melarang penggunaan huruf ke-14 dalam bahasa Inggris, N.

Partai Komunis China berpendapat, huruf tersebut bersifat subversif, dan tidak bisa ditoleransi.

Tidak jelas apa yang dimaksud oleh mereka. Namun, merunut Profesor Universitas Pennsylvania Victor Mair, huruf itu berdasarkan rumus matematika N > 2.

N merujuk kepada pemerintahan Xi Jinping saat ini. Sementara > 2 berarti masa jabatannya tidak boleh lebih dari dua periode.

Selain itu, China juga memberlakukan sensor terhadap peredaran gambar karakter kartun Winnie the Pooh.

Karakter Disney itu dilarang setelah seorang anti-Xi menyebarkan meme Winnie tengah memeluk gentong berisi madu, dengan sebuah kalimat di sebelahnya,

"Temukan apa yang Anda cintai, dan melekatlah pada hal itu." Kalimat ini dianggap bentuk sindiran terhadap presiden 64 tahun tersebut, seperti dilaporkan London Evening Standard.

Charlie Smith, pendiri situs GreatFire yang membantu netizen untuk melacak kata yang dilarang berkata kalau sensor itu masuk akal.

"Pemerintah melihatnya sebagai hal sensitif, dan melarangnya sehingga di masa depan, tidak ada orang yang melakukan hal serupa," kata Smith.

Lebih lanjut, wacana penghapusan masa jabatan presiden bakal dibahas dalam Kongres Rakyat Nasional pekan depan (5/3/2018).

Pembatasan masa jabatan presiden hanya dua periode dengan masing-masing periode berdurasi lima tahun terjadi di masa pemerintahan Deng Xiaoping.

Diwartakan BBC, Deng memutuskan pembatasan itu demi mencegah kekacauan yang terjadi di era Mao terulang di masa depan.

Baca juga : Umat Kristen China Diminta Ganti Foto Yesus dengan Presiden Xi Jinping

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com