Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/02/2018, 16:32 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

DENVER, KOMPAS.com - Sebuah pertanyaan yang mungkin sering terlintas di benak manusia adalah apakah umat manusia akan mengalami kembali perang dunia atau kedamaian abadi di masa depan?

Sebuah studi baru digelar untuk mengevaluasi dan mengkalkulasi kemungkinan pecahnya sebuah perang global yang baru.

Sudah 70 tahun berlalu dari konflik bersenjata besar yang terakhir. Meski banyak konflik di berbagai sudut dunia, tetapi selama beberapa dekade tak pernah muncul sebuah konflik yang berukuran global.

Para analis terbelah dalam menyimpulkan apakah kondisi ini berarti umat manusia sudah melampaui level tertentu dalam hal konflik atau sebenarnya kita sedang memasuki masa "jeda" sebelum konflik besar baru muncul.

Baca juga : Mencemaskan, Trump Berpotensi Picu Perang Dunia III

Untuk menjawab pertanyaan itu pakar komputer Aaron Clauset dari Universitas Colorado, AS menggelar studi untuk memastikan masalah ini.

Dia menggunakan berbagai data dari sejumlah data dari "Correlates War Project" untuk menciptakan sebuah pola, tren, dan kemungkinan pecahnya perang besar berikutnya.

Correlates War Project adalah sebuah basis data yang mengumpulkan semua hal terkait perang mulai dari tanggal hingga jumlah korban sejak 1823.

Caluset menggunakan data tersebut untuk mendalami 95 konflik bersenjata antar-negara sejak 1823 hingga 2003.

Data yang digunakan tak termasuk perang saudara atau serangan teroris. Dan batasan 2003 membuat perang Irak termasuk konflik Suriah dan Yaman yang masuk katagori perang saudara tak ikut dipelajari.

Clauset memerhatikan kondisi dunia sebelum, selama, dan sesudah sebuah konflik senjata yang cukup signifikan.

Dia ingin mengetahui apakah setiap beberapa dekade selalu terjadi masa-masa tanpa perang besar di dunia.

Penelitian Clauset menunjukkan bahwa masa-masa tanpa perang besar yang disebut "perdamaian panjang" bukanlah hal yang langka terjadi dan hal itu amat mudah berubah.

"Pola perdamaian panjang akan bertahan setidaknya selama 100 sampai 150 tahun sebelum bisa disebut sebagai sebuah tren," ujar Clauset.

"Model ini menunjukkan bahwa baik periode perdamaian panjang dan kekerasan besar bukanlah sebuah hal yang langka tetapi merupakan sebuah rangkaian," tambah Clauset.

"Pola sejarah perang nampaknya bisa diartikan bahwa secara substansi perdamaian jauh lebih rapuh dari yang kita yakini selama ini," Clauset menegaskan.

"Jadi sebenarnya, apa yang disebut sebagai masa perdamaian panjang sebenarnya mungkin tidak sepanjang itu dan belum menjadi sebuah tren," tambah Clauset.

Baca juga : Elon Musk Sebut AI Bisa Memicu Perang Dunia III

Selain soal kemungkinan perang besar, Clauset juga menggunakan model komputernya untuk memprediksi kehancuran dunia.

Menurut hasil perhitungannya, Clauset mengatakan, dunia akan hancur dalam waktu antara 383 hingga 11.489 tahun dari sekarang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com