PARKLAND, KOMPAS.com - Ibu dari David Hogg, korban selamat penembakan sekolah di Florida, Amerika Serikat, mengaku keluarganya menerima ancaman mati karena putranya terus menyerukan pengetatan pengendalian senjata.
Hogg, yang masih berduka terhadap kematian 17 orang, termasuk teman sekelasnya yang terbunuh pada peristiwa penembakan massal di sekolahnya, di Parkland, Florida, Rabu (14/2/2018).
Dia menjadi terkenal ketika menyuarakan pengendalian senjata di AS, beberapa hari setelah insiden penembakan terjadi di sekolahnya.
Namun, setelah muncul di berbagai media, remaja berusia 17 tahun itu menjadi target teori konspirasi palsu yang mengklaim, dia dan teman-temannya merupakan aktor terlatih.
"Saya sangat tertekan. Saya marah, capek, tapi sangat bangga," ujar Rebbeca Boldrick, ibu dari Hogg, kepada The Washington Post.
Baca juga : Teman Sekelas Ungkap Tabiat Aneh Pelaku Penembakan Massal di Florida
Sementara itu, saat diwawancarai oleh Anderson Cooper di CNN, Hogg mengungkapkan, dirinya bukanlah aktor.
"Saya bukan aktor. Saya merupakan seseorang yang menyaksikan peristiwa ini dan harus menghadapinya," katanya.
Let's make a deal DO NOT come to Florida for spring break unless gun legislation is passed. These politions won't listen to us so maybe the'll listen to the billion dollar tourism industry in FL. #neveragain
— David Hogg (@davidhogg111) 24 Februari 2018
Selain Hogg, Cameron Kasky (17) terpaksa menutup akun Facebook-nya karena menerima ancaman mati dari oknum pendukung asosiasi senjata di AS (NRA).
Sebelumnya, Kasky menginginkan perubahan undang-undang senjata api untuk mencegah penembakan di sekolah.
Dia sempat menyerang NRA yang diduga melobi pemerintah terkait auran kepemilikan senjata.
"Saya hanya murid SMA dan saya tidak berpura-pura memiliki semua jawaban," katanya.
Temporarily got off Facebook because there’s no character count so the death threats from the @NRA cultists are a bit more graphic than those on twitter. Will be back when I have the time for it. Busy getting my feelings hurt by fellow teenagers at Br**tb*rt
— Cameron Kasky (@cameron_kasky) 21 Februari 2018
Sementara itu, pihak Facebook berjanji akan menghapus konten terkait perundungan tersebut.
"Kami ingin Facebook aman dan menciptakan suasana yang saling menghargai," tulis juru bicara Facebook melalui surat elektronik, seperti dikutip dari The Independent.
Dalam beberapa pekan terakhir, korban selamat penembakan sekolah di Florida telah mengatur langkah besar dengan melakukan unjuk rasa bertajuk March For Our Lives di Washington DC pada 24 Maret 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.