Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahasa Daerah di Pakistan Ini Tinggal Memiliki Tiga Orang Penutur

Kompas.com - 26/02/2018, 16:46 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Dari banyak bahasa yang ada di dunia, beberapa bahasa hanya memiliki sedikit penutur.

Salah satunya adalah bahasa Badeshi yang pernah banyak digunakan di kawasan terpencil di pegunungan wilayah utara Pakistan.

Bahasa itu kini bisa dikatakan punah karena hanya menyisakan tiga orang penutur saja.

Sebenarnya etnologi, ilmu yang mencatat semua bahasa di dunia, menyebut bahasa ini sudah tak pernah terdengar digunakan selama lebih dari tiga generasi.

Baca juga : 11 Bahasa Daerah di Indonesia Dinyatakan Punah, Apa Saja?

Namun, di Lembah Bishigram, masih terdapat tiga orang lanjut usia yang masih menggunakan bahasa Badeshi.

"Satu generasi lalu, bahasa Badeshi digunakan di seluruh desa," kata Rahim Gul, salah seorang penutur bahasa Badeshi yang tak mengetahui usianya sendiri.

"Namun, kami kemudian menikahi perempuan dari desa lain yang menggunakan bahasa Torwali. Mereka mengajarkan bahasa itu kepada anak-anak, hasilnya bahasa kami perlahan mulai hilang," tambah Gul.

Torwali adalah bahasa paling dominan di kawasan itu, yang juga tertekan dengan keberadaan bahasa Pashto yang paling banyak digunakan di Pakistan.

"Kini anak-anak dan cucu kami hanya berbicara bahasa Torwali. Jadi dengan siapa kami harus berbicara dengan bahasa kami?" kata Said Gul, sepupu Rahim Gul.

Said Gul juga tak mengetahui persis usianya. Saat dia menyebut berusia 40 tahun, seseorang langsung mengoreksi.

"Dia lebih cocok berusia 80 tahun," kata pria itu terkekeh.

"Tidak, mungkin saya berusia 50 tahun, tapi belum 80 tahun," balas Said.

Baca juga : Benarkah Bahasa Muncul 1,5 Juta Tahun Lebih Awal dari Perkiraan?

Masalah lain adalah, tak ada pekerjaan di wilayah sekitar desa para pria ini. Sehingga mereka harus pergi ke Distrik Swat untuk bekerja.

Di sana mereka harus menggunakan bahasa Pashto untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan kini, para pria tersebut terkadang lupa satu atau dua kata dalam bahasa Badeshi saat bercakap-cakap.

Minimnya kesempatan untuk berbahasa Badeshi selama beberapa dekade membuat ketiga orang ini mulai melupakan bahasa tersebut.

Rahim Gul memiliki seorang putra, yang sudah memiliki lima anak, dan mereka semua berbicara dalam bahasa Torwali.

"Ibu saya berbicara bahasa Torwali, jadi orangtua saya tak pernah berbicara bahasa Badeshi di rumah. Saya paham beberapa kata, tetapi tidak bisa berbahasa Badeshi. Semua anak saya juga berbicara bahasa Torwali," kata putra Rahim Gul.

"Saya menyesali itu. Namun, kini saya berusia 32 tahun dan tak ada kesempatan belajar bahasa Badeshi. Saya amat sedih karena bahasa ini akan hilang saat ayah saya meninggal dunia," tambah dia.

Sagar Zaman adalah seorang ahli bahasa yang berafiliasi dengan Forum untuk Inisiatif Bahasa, sebuah LSM yang fokus untuk melestarikan bahasa yang nyaris punah di Pakistan.

"Saya pergi ke lembah ini tiga kali, tetapi warga enggan berbicara dengan bahasa mereka di hadapan saya," ujar Sagar.

Baca juga : Lewat Algoritma, Peneliti Ciptakan Alat Penerjemah Bahasa Hewan

"Saya bersama beberapa ahli bahasa berhasil mengumpulkan beberapa ratus kata yang kami simpulkan bahwa bahasa ini merupakan anggota sub-bahasa Indo-Aria," tambah Sagar.

Sagar menambahkan, para penutur bahasa Pashto dan Torwali menganggap rendah bahasa Badeshi. Sehingga, kondisi itu semakin mempersulit seseorang untuk mempelajari bahasa tersebut.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com