Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jika Mereka Menculik 10 Orang, Hanya Satu yang Kembali"

Kompas.com - 25/02/2018, 16:33 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

Pada November 2017, Bangladesh dan Myanmar menandatangani sebuah kesepakatan untuk memulangkan sekitar 750.000 warga etnis Rohingya selama dua tahun. Pekan lalu, Bangladesh mengirimkan daftar 8.000 nama ke Myanmar untuk verifikasi.


Tak ingin pulang

"Jika mereka memulangkan kami, kami akan disiksa atau dibunuh. Kami lebih baik dibunuh di Bangladesh," kata Mohammad Elias, saat melakukan demonstrasi menentang repatriasi tersebut.

Menurut PBB, sejak kesepakatan pemulangan yang ditandatangani pada 23 November 2017, hampir 70.000 orang etnis Rohingya telah mencapai Bangladesh melalui rute yang berbeda.

"Mereka yang datang belakangan ini mengaku telah disiksa," kata kepala polisi Teknaf di Bangladesh, Mainuddin Khan.

Baca juga : Pemerintah Myanmar Diduga Hancurkan Kuburan Massal Rohingya

Berbagai lembaga bantuan mengatakan, masih ada risiko kritis terhadap penyakit yang mengancam jiwa di kamp-kamp yang penuh sesak di Bangladesh, di mana sebagian besar pengungsi tinggal di gubuk.

Ancaman baru muncul bersamaan dengan musim badai yang dimulai pada April. Badai besar telah menewaskan ratusan ribu orang di sepanjang pantai di Bangladesh dalam 5 dekade terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com