Berjuang demi pengakuan
Di atas meja dapur Nina terdapat tumpukan permintaan informasi dan jawaban resmi yang ditandai dengan cap biru.
Dia kini punya satu tujuan yaitu mendapat pengakuan resmi pemerintah bahwa putranya tewas demi negaranya.
Rahang Nina bergetar saat mengatakan, "Saya ingin menanyakan ini, dengan cara apa seorang anak dikirim pasukan bersenjata yang berbeda, yang pergi sebagai sukarelawan?"
Meski Kremlin menolak mengakui kematian putranya, Nina mendapat sokongan dari para pemimpin daerah. Di meja dapur itu, Nina didampingi pemimpin setempat, Galina Staritsyna.
Baca juga : 2 Tentara Rusia Tewas Kena Mortir Teroris ISIS di Suriah
"Dia salah seorang dari kami. Kami sedang mengambil langkah-langkah dan menyediakan sokongan. Ini bukan lagi untuk didiskusikan," kata Staritsyna.
Foto Yevgeny kini terpampang di museum setempat bersama dengan foto warga kota yang tewas bertempur di Chechnya dan Afghanistan.
Dewan Kota juga menolong dengan menerbitkan obituari singkat di halaman terakhir koran lokal, tepat di samping iklan yang menawarkan anak anjing gratis.
Nina berharap pemerintah tak hanya mengakui kematian putranya, tapi juga kematian seluruh tentara bayaran di Suriah.
"Ini tidak adil. Dia tidak meninggal dalam pertikaian di gang, tapi di pertempuran. Saya menginginkan semacam apresiasi atau ucapan terima kasih untuknya dari pemerintah."
"Saya tidak meminta sesuatu yang luar biasa. Atau mungkin dia meninggal sia-sia? Saya tidak tahu lagi," tutup perempuan pensiunan itu.
Baca juga : ISIS Klaim Bunuh Lima Tentara Rusia di Dekat Palmyra, Suriah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.