Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Keberadaan Domba Hasil Kloning Diumumkan

Kompas.com - 22/02/2018, 14:31 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KOMPAS.com - Pada 22 Februari 1997, sebuah tim ilmuwan asal Inggris yang dipimpin Ian Wilmut di Institut Roslin dekat Edinburgh, Skotlandia mengumumkan keberadaan seekor domba betina yang diberi nama Dolly.

Dolly menjadi istimewa karena dia merupakan mamalia pertama yang sepenuhnya merupakan hasil kloning.

Penelitian kloning ini merupakan kerja sama Institut Roslin yang merupakan bagian dari Universitas Edinburgh dan perusahaan bioteknologi PPL Therapeutics.

Dana untuk melakukan penelitian ini berasal dari PPL Therapeutics dan Kementerian Pertanian Inggris.

Baca juga : Inilah yang Membuat Kloning Monyet di China Berhasil

Dolly sebenarnya lahir pada 5 Juli 1996 dan hewan ini memiliki tiga induk. Induk pertama memberi sel telur, induk kedua menyediakan sel DNA, dan yang ketiga membawa embrio kloning ini di rahimnya.

Dolly diciptakan dengan teknik yang disebut transfer inti sel somatik, di mana inti sel dari sel dewasa dipindahkan ke sebuah sel telur yang belum dibuahi tetapi inti selnya sudah diambil.

Sel baru itu kemudian dirangsang untuk terpisah dengan menggunakan sengatan listrik. Kemudian setelah sel itu berkembang baru dilakukan implan ke dalam rahim seekor induk.

Dolly merupakan hewan kloning pertama yang diciptakan dari sel seekor hewan dewasa.

Keberadaan Dolly baru diumumkan kepada publik pada 22 Februari 1997 dan langsung mendapatkan perhatian besar dari media massa.

Setelah dilahirkan, Dolly menghabiskan seluruh hidupnya di Institut Roslin. Di sana dia dikawinkan dengan seekor kambing gunung Wales dan menghasilkan enam anak.

Anak pertama Dolly bernama Bonnie lahir pada April 1998. Setahun kemudian Dolly melahirkan bayi kembar yang dinamai Sally dan Rosie.

Baca juga : Ilmuwan China Berhasil Kloning Monyet, Apakah Manusia Selanjutnya?

Setahun berikutnya, Dolly kembali melahirkan, kali ini tiga bayi kembar yang kemudian dinamai Lucy, Darcy, dan Cotton.

Pada akhir 2001, dalam usianya yang keempat, Dolly menderita arthritis yang membuat dia kesulitan berjalan yang kemudian ditangani dengan menggunakan obat-obatan.

Pada 14 Februari 2003, Dolly akhirnya disuntik mati karena menderita sakit paru-paru ditambah arthritis yang makin parah.

Sebenarnya domba jenis Finn Dorset seperti Dolly bisa hidup hingga usia 10-12 tahun. Namun, Dolly hanya hidup selama 6,5 tahun.

Para ilmuwan di Institut Roslin mengatakan, usia Dolly yang singkat itu tak terkait asal usulnya sebagai hewan kloning sebab banyak domba yang mati karena penyakit yang sama.

Penyakit paru-paru yang diderita Dolly sebenarnya lebih berbahaya jika hewan itu tetap berada di dalam ruangan.

Baca juga : Snuppy, Anjing Kloning Pertama di Dunia, Dikloning Ulang dan Sukses

Namun, demi alasan keamanan, domba Dolly terpaksa harus tetap tinggal di dalam ruangan.

Beberapa kalangan kemudian berspekulasi, singkatnya usia Dolly karena dia berasal dari sel hewan dewasa berusia enam tahun.

Namun, para ilmuran mengatakan, pemantauan kesehatan yang ketat terhadap Dolly tidak menunjukkan adanya keanehan yang terkait dengan proses penuaan yang lebih cepat.

Kesuksesan Dolly kemudian membuat proses kloning terhadap mamalia besar lain seperti babi, rusa, kuda, dan kerbau dilakukan.

Namun, upaya mengkloning seekor domba gunung tidak menghasilkan embrio yang layak, tetapi mengkloning seekor banteng memberikan hasil yang lebih baik.

Kesimpulan lain dari kesuksesan Dolly ini adalah memproduksi hewan kloning sama sekali tidak efisien.

Baca juga : 19 Tahun Domba Dolly dan Masa Depan Kloning Manusia

Sebab, pada 1996, Dolly adalah satu-satunya domba hasil kloning yang bisa hidup hingga usia dewasa dari 277 kali percobaan.

Pada 2007, Ian Wilmut, salah seorang ilmuwan yang terlibat dalam proses penciptaan Dolly mengatakan, teknik transfer inti sel tak akan efisien untuk digunakan kepada manusia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com