WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump panen kecaman dari netizen saat menggelar pertemuan dengan korban penembakan massal di SMA Marjory Stoneman Douglas Florida.
Dalam sesi curahan hati Rabu (21/2/2018), Trump tampak memegang kertas yang diberikan oleh Gedung Putih.
Dilansir Sky News Kamis (22/2/2018), kertas itu bertulisan "contekan" kalimat-kalimat apa saja yang harus diucapkan Trump kepada para korban.
Dalam kertas itu, terdapat beberapa tulisan seperti "Pengalaman apa yang paling ingin Anda bagikan kepada saya?" atau "Apa yang bisa saya lakukan untuk membuat Anda nyaman?"
Selain itu, terdapat juga kalimat "I hear you (saya mendengar keluhan Anda)" yang terdapat di bagian paling bawah.
Baca juga : Ketika Trump Mendengarkan Curhat Orangtua Korban Penembakan di Sekolah
Netizen pun menuduh pemimpin 71 tahun tersebut hanya berpura-pura untuk menunjukkan simpatinya kepada korban.
Kecaman itu antara lain datang dari penasihat bidang politik Hillary Clinton, Adam Parkhomenko.
"Trump membawa catatan Gedung Putih dalam sesi curahan hati dengan korban. Kalimat terakhir 'saya mendengar keluhan Anda'," kata Parkhomenko.
Beberapa warganet juga menunjukkan kekecewaan mereka di akun Twitter. Salah satunya akun bernama Cveronica.
Cveronica mengkritisi Trump yang sampai harus membawa catatan hanya untuk menunjukkan kalau dia mendengarkan segala ketakutan mereka.
"Orang macam apa yang butuh catatan untuk bersimpati kepada murid yang diberondong tembakan oleh maniak?" ujar Cveronica.
.@POTUS He needed a cheat sheet so he would remember to say
“I HEAR YOU”?
What kind of person needs NOTES to show empathy to children who were under heavy fire from a maniac? Kids who lost 17 people in the time it took the killer to aim his rapid fire AR15. #Trump
— Cveronica (@monya531) February 22, 2018
Warga Michigan bernama Demeralda menyayangkan orang yang menjadi pengarah presiden ke-45 dalam sejarah AS tersebut.
Adapun netizen lainnya, Scott Brook, menulis dengan nyinyir. "Bahkan seorang 'jenius stabil' butuh pengingat untuk kalimat panjang," ujarnya.
Sebelumnya, orangtua dan murid duduk di sekitar Trump. Dengan derai air mata, mereka mengungkapkan kesedihan dan amarah sekaligus meminta sang presiden berbuat lebih banyak memastikan keamanan sekolah.
Trump memberikan solusi dengan mempersenjatai pejabat sekolah dan guru, tetapi mendapat pertentangan dari peserta pertemuan itu.
"Guru sekolah memiliki lebih dari cukup terhadap tanggung jawab saat ini daripada tanggung jawab untuk menghilangkan nyawa seseorang," kata Mark Barden, salah seorang orangtua murid.
Baca juga : Trump: Mempersenjatai Guru Dapat Mencegah Penembakan di Sekolah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.