Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2018, 12:19 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sepanjang 1964, di saat konfliknya dengan Nation of Islam meningkat, Malcolm X berulang kali mendapatkan ancaman.

Bahkan mobil Malcolm X pernah dibom dan FBI berulang kali mendapatkan informasi bahwa Malcolm X akan dihabisi.

Puncaknya pada Juni 1964, Nation of Islam mengambil kembali rumah yang didiami Malcolm X di Queens, New York.

Alhasil, Malcolm dan keluarganya diminta pindah tetapi pada 14 Februari 1965, sehari sebelum sidang untuk menentang pengusiran ini, rumah itu hancur dibakar orang tak dikenal.

Baca juga : Menakar Nasib Warga Kulit Hitam dalam Pemerintahan Trump

Pada 21 Februari 1965, Malcolm sedang mempersiapkan pidatonya di Audubon Ballroom di Manhattan saat satu orang di antara 400 hadirin tiba-tiba berteriak.

"Hei, Negro menyingkirlah dari kehidupanku," ujar orang itu.

Saat Malcolm dan pengawalnya mencoba mengusir pria tersebut, seorang pria lain menghambur ke depan dan menembak dada Malcolm X.

Dua orang lainnya yang membawa senapan mesin otomatis kemudian datang menyerang dan menembak Malcolm yang sudah tersungkur.

Malcolm X dinyatakan meninggal dunia pada pukul 15.30, tak lama setelah tiba di RS Columbia Presbyterian.

Hasil otopsi mengidentifikasi 21 luka tembak di dada, bahu kiri, lengan , dan kaki termasuk satu luka menganga akibat tembakan pertama.

Salah seorang pelaku penembakan Talmadge Hayer dihajar pengunjung yang hadir di acara itu sebelum polisi tiba. Saksi mata menyebut pelaku lain adalah Norman 3X Butler dan Thomas 15X Johnson.

Baca juga : Di AS, Kemungkinan Warga Kulit Hitam Jadi Korban Pembunuhan Sangat Besar

Ketiga pelaku penembakan kemudian dinyatakan bersalah pada Maret 1966 dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Malcolm X dimakamkan di taman makam Ferncliff, Hartsdale, New York.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com