WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Berbagai kasus penembakan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) membuat perlunya aturan untuk mengetatkan pembelian senjata.
Salah satunya dengan mengecek latar belakang, termasuk catatan kriminal, calon pembeli senjata.
Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Sekretaris Gedung Putih Sarah Sanders, seperti dikutip kantor berita AFP Senin (19/2/2018).
Komentar Sanders diucapkan setelah terjadi penembakan di SMA Marjory Stoneman Douglas, Florida, Rabu pekan lalu (14/2/2018).
Baca juga : Tertembak 5 Kali Demi Teman, Murid di Florida Jadi Pahlawan
Penembakan yang dilakukan mantan siswa di sana, Nikolas Cruz, menewaskan 17 orang, dan melukai 15 lainnya.
Sanders berkata, Presiden Donald Trump mendukung jika dilakukan revisi dalam legislasi tentang pembelian senjata.
"Sementara diskusi berlangsung dan revisi tengah dipertimbangkan, presiden sangat mendukung usaha untuk meningkatkan pemeriksaan latar belakang," kata Sanders.
Revisi itu pertama kali didengungkan oleh Senator asal Partai Republik Joh Cornyn, dan Senator Demokrat Chris Murphy.
Revisi tersebut mulai diperkenalkan sejak insiden penembakan massal di Gereja First Baptist di Sutherland Springs 5 November 2017.
Pelaku yang merupakan pecatan tentara Angkatan Udara, Devin Patrick Kelley, menewaskan 26 orang jemaat First Baptist.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.