Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Penembakan Massal Florida Sempat Ikut Latihan Paramiliter

Kompas.com - 16/02/2018, 14:10 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

FORT LAUDERDALE, KOMPAS.com - Kelompok supremasi kulit putih di Florida mengatakan, pelaku penembakan massal SMA Marjory Stoneman Douglas, Nikolas Cruz, sempat menerima pelatihan paramiliter.

Hal itu dikatakan oleh ketua kelompok Republik Florida (RoF), Jordan Jereb, kepada The Daily BeastKamis (15/2/2018).

Jereb menjelaskan, dia sempat menggelar pelatihan di Tallahassee. Saat itu, dia datang bersama anggota RoF dari daerah Clearwater.

"Sepertinya dia bukan berasal dari kawasan Clearwater. Namun, dia bagian dari RoF di sana. Mereka memanggilnya Nick, bukan Nikolas," kata Jereb.

Dia mengaku tidak mengenalnya secara pribadi. Namun, Cruz diakui sebagai salah satu anggota dengan kemampuan bertempur yang bagus.

Baca juga : 17 Orang Tewas dalam Insiden Penembakan Sekolah di Florida

"Saya tidak mencoba untuk memujinya secara berlebihan. Namun, dia sangat efektif sebagai kombatan," beber Jereb kembali.

Jereb yakin, senjata yang dipakai Cruz untuk menyerang bekas sekolahnya itu berasal dari salah satu anggotanya.

Namun, berdasarkan penelusuran, senjata yang diberikan kepada Cruz berjenis Mosin Nagant yang merupakan tipe bolt-action.

"Dia menggunakan senapan serbu AR-15 ketika melakukan penembakan di sekolahnya," beber Jereb.

Jereb melanjutkan, kelompoknya menginginkan agar Florida menjadi sebuah wilayah yang hanya diisi oleh warga kulit putih.

Dia melanjutkan, kelompoknya tidak bertanggung jawab atas tindakan Cruz terhadap mantan sekolahnya Rabu (14/2/2018).

"Dia bertindak atas apa yang dia percaya. Jadi, dia yang harus bertanggung jawab sendiri," kata Jereb.

Sementara itu, Cruz menjalani sidang perdana yang diadakan oleh Pengadilan Broward County dari Fort Lauderdale.

Hakim Kim Theresa mendakwanya dengan 17 tuduhan penembakan massal di sekolah terbesar kedua dalam sejarah Amerika Serikat setelah SD Sandy Hook di 2012.

Pengacara Cruz, Melissa McNeill berkata, remaja 19 tahun sangat depresi karena menjadi yatim. Ibu Cruz diketahui meninggal di 2017.

"Dia hanya manusia biasa yang rentan. Dia sangat sedih, terluka, dan menyesal atas tindakannya," ujar McNeill dilansir dari Reuters.com.

Sebelumnya, Cruz melakukan aksi penembakan dengan memulainya dari luar sekolah, dan kemudian mulai masuk ke dalam.

Dalam menjalankan aksinya, Cruz mengenakan perlengkapan militer antara lain rompi anti-peluru, granat asap, senapan serbu semi-otomatis AR-15, dan masker.

Sebanyak 17 orang tewas dalam kejadian itu, dengan rincian 12 orang ditemukan di dalam sekolah, satu orang ditembak di jalan, serta dua orang meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.

Baca juga : Pelaku Penembakan Massal Florida Anggota Kelompok Supremasi Kulit Putih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com