WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Biro Penyidik Federal (FBI) Amerika Serikat mengklaim mata-mata China telah menyusup ke universitas di AS sebagai upaya untuk melemahkan kekuatan militer, ekonomi, dan budaya.
Direktur FBI Chris Wray melontarkan pernyataan tersebut saat rapat dengar pendapat tahunan komite intelijen dengan Senat mengenai ancaman terbesar bagi AS, di Capitol Hill, Washington DC, AS.
Menurutnya, China berusaha untuk mendapatkan akses teknologi AS dan kekayaan intelektual melalui perusahaan telekomunikasi, akademisi, dan usaha bisnis bersama.
Dilansir dari Daily Mail, Rabu (14/2/2018), selama satu dekade terakhir, kaum muda China yang mencari perguruan tinggi di Barat mengalami peningkatan yang signifikan.
Saat ini, ada 329.000 pelajar dari China yang menimba ilmu di AS. Jumlah itu meningkat lima kali lebih banyak dibandingkan 2007.
"Warga China semakin banyak beralih ke jalur yang lebih kreatif dengan mengumpulkan (informasi) dengan cara yang tidak tradisional," katanya.
Baca juga : China Bangun Situs Uji Coba Kapal Tanpa Awak Terbesar di Dunia
Dia meyakini mata-mata China telah menjaring informasi dari lingkungan akademis, seperti profesor, ilmuwan, dan pelajar.
"Mereka memanfaatkan lingkungan penelitian dan pengembangan yang kita miliki," ucap Wray.
Pelajar internasional memang disambut dengan tangan terbuka oleh kebanyakan perguruan tinggi yang mengalami masalah keuangan. Mereka biasanya membayar uang kuliah penuh, sekaligus memberikan keragaman dalam kegiatan belajar.
Wray juga menegaskan pemerintah AS membutuhkan prespektif strategi terkait akusisi dan bisnis lainnya yang melibatkan warga China.
Baca juga : Sambut Imlek, China Bebaskan 1.300 Tahanan selama Lima Hari
Komentar Wray menuai kecaman dari organisasi yanng berfokus pada isu-isu Amerika-Asia dan Kepulauan Pasifik, OCA-Asian Pacific AMerican Advocates.
"Sangat berbahaya dan tidak bertanggung jawab karena telah menuduh banyak orang yang mencari perguruan tinggi, atau berkontribusi pada bidang studi mereka, dengan tuduhan sebagai mata-mata," kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.