Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah "Pasukan Cantik" Pendukung Tim Korea Utara di Pyeongchang

Kompas.com - 13/02/2018, 17:35 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

 


Beranggotakan lebih dari 200 perempuan muda, "Pasukan Cantik" Korea Utara itu disebut sengaja dikirim sebagai salah satu media propaganda Pyongyang untuk memproyeksikan citra positik negara terisolir itu kepada dunia.

Sebanyak 229 perempuan muda itu tiba di Korea Selatan pada pekan lalu. Mereka tiba dengan menggunakan seragam merah yang serasi dan mencolok.

Meski datang dengan pengawalan petugas keamanan yang ketat, mereka tetap menunjukkan keramahan dan selalu tersenyum. Bahkan mereka sempat berhenti untuk menjawab beberapa pertanyaan wartawan.

Namun, di balik keceriaan itu tersiar kabar bahwa mereka dituntut untuk tampil sempurna dengan ancaman hukuman penjara bagi yang melakukan kesalahan gerakan.

Tim penyorak itu juga berada di bawah aturan ketat yang mengharuskan mereka melaporkan setiap percakapan yang mereka lakukan dengan warga Korea Selatan secara berkala.

Baca juga: Atlet Peserta Olimpiade Pyeongchang Dapat Hadiah Ponsel, Kecuali Korea Utara

Pada 2006, dilaporkan sebanyak 21 anggota tim penyorak Korut dikirim ke kamp tahanan karena menceritakan apa yang mereka lihat saat memberikan dukungan dalam sebuah event olaraga di Korea Selatan.

Para perempuan penyorak tersebut memang telah disumpah untuk tidak berbicara tentang apa yang mereka lihat di Korea Selatan saat kembali.

Pasukan pendukung Korea Utara yang disebut Pasukan Cantik tampil saat upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2018 di Stadion Pyeongchang, Jumat (9/2/2018).Yelim Lee / AFP Pasukan pendukung Korea Utara yang disebut Pasukan Cantik tampil saat upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2018 di Stadion Pyeongchang, Jumat (9/2/2018).

Selain menampilkan tim penyorak yang beranggotakan perempuan cantik, Kim Jong Un juga mengutus adik perempuannya Kim Yo Jong untuk semakin menunjukkan serangan pesona dari Pyongyang.

Kim Yo Jong yang berusia 30 tahun itu tengah menjadi tokoh yang menonjol di rezim yang kini dipimpim kakaknya. Dia juga menjadi anggota keluarga pemimpin Korea Utara pertama yang berkunjung ke Korea Selatan sejak gencatan senjata pada 1953.

Baca juga: Korea Utara Batalkan Pertunjukan Budaya Bersama Artis Korea Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com