Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte Batalkan Kesepakatan Pembelian 16 Helikopter dari Kanada

Kompas.com - 09/02/2018, 20:41 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com — Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Jumat (9/2/2018), mengumumkan pembatalan kontrak pembelian 16 unit helikopter Bell 412EPI dari Kanada setelah Perdana Menteri Justin Trudeau memerintahkan dilakukannya peninjauan kembali.

"Saya ingin menyampaikan pada angkatan bersenjata untuk membatalkan kesepakatan dengan Kanada. Tidak perlu dilanjutkan lagi. Kita akan menjadi pemasok lain," kata Duterte dikutip AFP.

Filipina dengan Kanada, awal pekan ini, mengumumkan kesepakatan pembelian 16 unit helikopter jenis Bell 412EPI total senilai 12 miliar peso (sekitar Rp 3,1 triliun) yang akan dikirim dalam jangka waktu sembilan bulan.

Baca juga: Kanada Pertimbangkan Kembali Penjualan 16 Hellikopter ke Filipina

Namun, setelah pernyataan Departemen Pertahanan Filipina yang menyebut helikopter akan digunakan untuk penguatan melawan ancaman teroris dan pemberontak, Pemerintah Kanada mendadak ingin meninjau kembali.

Mereka khawatir helikopter yang mereka jual akan digunakan untuk melawan rakyat Filipina. Karenanya, PM Trudeau mengehendaki dilakukannya peninjauan kembali terkait masalah hak asasi manusia.

Terlebih dengan adanya catatan dari Pengadilan Pidana Internasional terhadap Duterte yang diduga melakukan pembunuhan massal ribuan tersangka kasus narkoba di Filipina.

Duterte mengatakan, dia menghormati keputusan Kanada, tetapi menambahkan tidak dapat dimungkiri jika angkatan udara Filipina akan menggunakan helikopter tersebut untuk melawan pemberontak dan teroris.

Baca juga: Perangi Teroris dan Pemberontak, Filipina Beli 16 Helikopter dari Kanada

"Tidak perlu membeli lagi dari Kanada dan AS karena akan selalu ada syarat yang melekat," katanya.

"Jika saya tidak bisa menggunakan helikopter itu, maka saya mungkin juga akan menyerahkan pemerintah ini kepada mereka," tambah Duterte, merujuk pada pemberontak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com