Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Perang, Inilah Wilayah Paling Damai di Afghanistan

Kompas.com - 09/02/2018, 12:05 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP


WAKHAN CORRIDOR, KOMPAS.com - "Taliban? Apa itu?," tanya Sultan Belgium dengan malu-malu di rumahnya yang dingin, di pegunungan Afghanistan, Koridor Wakhan.

Wilayah tersebut merupakan area terpencil sehingga penduduknya tidak pernah tersentuh dengan konflik yang berlangsung puluhan tahun di negara mereka.

Di wajah nenek itu terukir kehidupannya yang keras. Dia adalah perempuan Wakhi, sebuah suku yang terdiri dari sekitar 12.000 orang nomaden.

Rumahnya harus melewati jalur sempit yang tak ramah dan hampir tidak terjangkau karena dibatasi oleh pegunungan yang sekarang menjadi Tajikistan dan Pakistan, hingga China.

Isolasi yang dialami suku Wakhi membuatnya terlindungi dari hampir 40 tahun pertempuran yang telah menghancurkan kehidupan warga Afghanistan lainnya.

"Perang, perang apa? Tidak pernah ada perang," kata Belgium.

Baca juga : Taliban Gunakan Bayi Empat Bulan untuk Sembunyikan Bom

Namun, dia masih ingat mengenai orang-orang yang berbicara tentang tentara Rusia yang mengeluarkan rokok di perbatasan, di ujung koridor Wakhan.

Semua cerita singkat yang beredar itu menunjukkan mereka mengetahui tentang invasi Soviet dalam 9 tahun konflik yang menyebabkan satu juta warga sipil tewas dan ratusan ribu lainnya mengungsi.

Perang sipil berikutnya terjadi ketika puluhan ribu orang terbunuh karena bangkitnya rezim Taliban. Namun, bagi mereka, kisah-kisah itu tampak seperti cerita rakyat.

"Taliban adalah orang jahat dari negara lain yang memperkosa domba dan membantai manusia," kata Askar Shah, putra tertua Belgium.

Shah mendengar cerita tentang Taliban dari pedagang Pakistan.

Baca juga : Taliban Pakai Ambulans sebagai Bom Bunuh Diri, 40 Orang Tewas

Sedikit pengetahuan mereka tentang invasi Amerika Serikat atau kebangkitan kembali Taliban, terlebih terkait munculnya kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yang telah membunuh dan melukai ratusan ribu orang di Afghanistan.

"Orang asing menyerang negara kami?" Shah bertanya seakan tak percaya mengenai AS dan sekutunya yang melawan Taliban pada 2001.

Foto ini diambil pada 8 Oktober 2017 menunjukan keluarga suku Wakhi di Koridor Wakhan, Afghanistan. (AFP/Gohar Abbas)GOHAR ABBAS Foto ini diambil pada 8 Oktober 2017 menunjukan keluarga suku Wakhi di Koridor Wakhan, Afghanistan. (AFP/Gohar Abbas)

Wakhi dan koridor

Koridor Wakhan dibangun pada abad 19 sebagai zona penyangga pada masa Great Game. Sejak itu, Koridor Wakhan tidak pernah tersentuh pemerintahan manapun.

Great Game dikenal sebagai Bolshaya Igra merupakan perseteruan antara kerajaan Inggris dan Rusia di Asia Tengah.

Suku Wakhi, dikenal oleh Afghanistan sebagai Pamiris. Mereka membentuk sebagian besar populasi di koridor. Mereka hidup nomaden dengan jumlah hanya 1.100 orang, yang tinggal terpisah di ujung utara.

Hidup mereka bebas dari kejahatan dan kekerasan. Lembu dan ternak lainnya menjadi alat barter untuk makanan dan pakaian dari beberapa pedagang yang mengunjungi daerah terpencil.

Baca juga : Jutaan Pengungsi Afghanistan Terancam Dideportasi dari Pakistan

Jangankan internet atau ponsel, mereka tak pernah merasakan aliran listrik di rumah-rumah mereka.

Kadang-kadang mereka dapat menikmati siaran radio dari Rusia atau Afghanistan dan musik Iran juga populer. Namun, peluang semacam itu jarang terjadi.

Begitu baterai habis, mereka terdiam sampai para pedagang tiba lagi.

Mereka harus menjalani keseharian dengan suhu di bawah titik beku selama lebih dari 300 hari dalam setahun.

Flu ringan saja bisa membunuh di sana, bahkan melahirkan berarti juga kematian.

Obat satu-satunya yang tersedia di Wakhan adalah opium yang menyebabkan seluruh populasi kecanduan.

Baca juga : Afghanistan Akui China Berniat Bangun Pangkalan Militer

Tapi perubahan mungkin akan terjadi. Pemerintah Afghanistan sedang melakukan survei udara untuk menilai rute potensial yang menghubungkan Wakhan ke provinsi Badakhshan melalui jalur darat.

China juga sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah Afghanistan untuk membantu membangun sebuah pangkalan militer di ujung ytara koridor.

Jika semuanya membuah hasil, bisa membawa lebih banyak perdagangan, pariwisata, dan fasilitas medis yang sangat dibutuhkan.

Namun, bisa juga menjadi akhir terlindungnya Wakhi dari kebrutalan perang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com