Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Perang, Inilah Wilayah Paling Damai di Afghanistan

Kompas.com - 09/02/2018, 12:05 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

Great Game dikenal sebagai Bolshaya Igra merupakan perseteruan antara kerajaan Inggris dan Rusia di Asia Tengah.

Suku Wakhi, dikenal oleh Afghanistan sebagai Pamiris. Mereka membentuk sebagian besar populasi di koridor. Mereka hidup nomaden dengan jumlah hanya 1.100 orang, yang tinggal terpisah di ujung utara.

Hidup mereka bebas dari kejahatan dan kekerasan. Lembu dan ternak lainnya menjadi alat barter untuk makanan dan pakaian dari beberapa pedagang yang mengunjungi daerah terpencil.

Baca juga : Jutaan Pengungsi Afghanistan Terancam Dideportasi dari Pakistan

Jangankan internet atau ponsel, mereka tak pernah merasakan aliran listrik di rumah-rumah mereka.

Kadang-kadang mereka dapat menikmati siaran radio dari Rusia atau Afghanistan dan musik Iran juga populer. Namun, peluang semacam itu jarang terjadi.

Begitu baterai habis, mereka terdiam sampai para pedagang tiba lagi.

Mereka harus menjalani keseharian dengan suhu di bawah titik beku selama lebih dari 300 hari dalam setahun.

Flu ringan saja bisa membunuh di sana, bahkan melahirkan berarti juga kematian.

Obat satu-satunya yang tersedia di Wakhan adalah opium yang menyebabkan seluruh populasi kecanduan.

Baca juga : Afghanistan Akui China Berniat Bangun Pangkalan Militer

Tapi perubahan mungkin akan terjadi. Pemerintah Afghanistan sedang melakukan survei udara untuk menilai rute potensial yang menghubungkan Wakhan ke provinsi Badakhshan melalui jalur darat.

China juga sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah Afghanistan untuk membantu membangun sebuah pangkalan militer di ujung ytara koridor.

Jika semuanya membuah hasil, bisa membawa lebih banyak perdagangan, pariwisata, dan fasilitas medis yang sangat dibutuhkan.

Namun, bisa juga menjadi akhir terlindungnya Wakhi dari kebrutalan perang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com