Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Restoran di Korsel Diminta Tak Sajikan Daging Anjing selama Olimpiade

Kompas.com - 08/02/2018, 21:12 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

PYEONGCHANG, KOMPAS.com - Pemerintah Korea Selatan meminta kepada pemilik restoran di Pyeongchang yang menyajikan masakan daging anjing untuk mengganti menu selama gelaran Olimpiade Musim Dingin yang akan dibuka Jumat (9/2/2018).

Usulan tersebut setelah ramai adanya kampanye dan petisi online yang mengajak pemboikotan gelaran olimpiade karena banyaknya restoran yang menyajikan daging anjing.

Pemerintah setempat mengajak 12 restoran daging anjing yang ada di Pyeongchang untuk tidak menjual masakan daging anjing dengan imbalan akan mendapat subsidi.

Namun, dari 12 restoran tersebut, hanya dua yang menjawab akan memenuhi permintaan pemerintah.

Baca juga: Meski Kontroversial, Festival Daging Anjing di Yulin Tetap Digelar

"Hanya dua yang memenuhi. Sementara kami menerima keluhan dari pengelola restoran dan menyebut kami telah mengancam penghidupan mereka," kata pejabat pemerintah Pyeongchang, Lee Yong-bae kepada AFP.

Masyarakat Korea Selatan termasuk salah satu di dunia yang mengonsumsi daging anjing. Mereka menganggap daging anjing berkhasiat dan bermanfaat pada kesehatan.

Hidangan daging anjing yang banyak dikenal seperti boshintang (sup peningkat kesehatan), yeongyangtang (sup bernutrisi) atau sachoeltang (sup panjang umur).

Pemerintah Korea Selatan telah berupaya membujuk pemilik restoran untuk menggantinya dengan daging yang lebih umum seperti daging kambing, demi memberi kesan baik pada tamu asing selama Olimpiade.

"Beberapa dari mereka sempat beralih dengan menjual masakan daging babi atau lainnya, namun penjualan mereka menurun tajam, sehingga kemudian kembali beralih ke daging anjing," kata Yong-bae.

Baca juga: Taiwan Kini Resmi Larang Warganya Santap Daging Anjing dan Kucing

Pemerintah Korea Selatan sebenarnya telah mengkategorikan daging anjing sebagai "menjijikkan", sama seperti daging ular. Meski demikian, masyarakat masih tetap ada yang mengonsumsinya.

Walaupun, tradisi itu telah mulai menurun seiring kaum muda Korea Selatan yang mulai meninggalkannya dan melihat anjing sebagai hewan peliharaan, bukan ternak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com