Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suriah Kembali Bombardir Ghouta Timur, 19 Anak Tewas

Kompas.com - 08/02/2018, 11:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky

DAMASKUS, KOMPAS.com - Lembaga pengawas HAM di Suriah menyoroti serangan udara yang dilakukan militer Suriah kepada rakyat sipil di kawasan yang dikuasai pemberontak.

Diwartakan Sky News Rabu (7/2/2018), Observasi HAM untuk Suriah memaparkan, sebanyak 80 rakyat sipil tewas setelah diserang jet tempur Suriah di Provinsi Ghouta Timur.

Dalam serangan terbaru di kota Douma Selasa (6/2/2018), 34 orang dilaporkan tewas, dan 200 orang lainnya luka-luka.

Direktur lembaga yang berbasis di Inggris itu, Rami Abdel Rahman berkata, dari 34 korban tewas, 19 di antaranya adalah anak-anak.

"Korban tewas itu merupakan yang terbanyak di Suriah dalam sembilan bulan terakhir, dan salah satu hari paling berdarah di Ghouta Timur selama beberapa tahun," beber Rahman.

Baca juga : Serangan Udara Suriah di Wilayah Pemberontak Diduga Pakai Gas Beracun

Dua kota kecil yang terletak di Ghouta Timur, Beit Sewa dan Hammuriyeh menjadi wilayah yang paling parah terdampak serangan.

Media pemerintah, SANA, menyatakan bahwa militer bereaksi setelah para pemberontak menembakkan roket ke arah Damaskus.

Roket tersebut menewaskan tiga orang, satu orang anak, dan dua warga dewasa.

Situasi itu sangat disayangkan oleh Koordinator Kemanusiaan PBB, Panos Moumtzis. Sebab, ujar Moumtzis, kawasan Ghouta Timur sudah dinyatakan sebagai zona deeskalasi.

"Ada kesalahan persepsi bahwa pemberontak bisa memanfaatkan zona deeskalasi untuk menyerang Damaskus," kata Moumtzis.

Dia melanjutkan, perang saudara yang bakal memasuki tahun ketujuh itu masih jauh dari kata usai.

"Untuk pertama kali, kami menemukan fakta banyaknya kawasan berbahaya tanpa bisa menemukan penanganannya," kata Moumtzis.

Sementara itu, dilaporkan, beberapa bom yang dijatuhkan oleh jet tempur Suriah mengandung gas klorin.

Laporan itu membuat Organisasi Pelarangan Senjata Kimia memperhatikan dengan sangat serius laporan yang mereka anggap kredibel tersebut.

Rezim Bashar al-Assad terus membantah laporan adanya senjata kimia. Meski, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengklaim punya data sebaliknya.

Sepanjang Januari, Kementerian Luar Negeri AS menyatakan terdapat enam laporan militer Suriah menjatuhkan bom berisi gas beracun ke arah warga sipil.

Baca juga : Pemberontak Suriah Berharap AS Buka Kembali Bantuannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com