Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Percaya pada Tuhan, Saya Tidak Takut pada Kalian"

Kompas.com - 06/02/2018, 10:30 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky

BRUSSELS, KOMPAS.com — Pelaku teror Paris di November 2015, Salah Abdeslam, menjalani persidangan di Palais de Justice, Brussels, Belgia, Senin (5/2/2018).

Abdeslam merupakan satu-satunya pelaku yang selamat dalam teror yang terjadi pada 13 November 2015 tersebut.

Serangan yang didalangi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu bertipe peledakan bom di Stade de France ketika digelar laga uji coba Perancis melawan Jerman.

Kemudian, pelaku juga menembak warga yang tengah menghadiri konser di Bataclan Theatre.

Akibatnya, 137 orang tewas dalam insiden tersebut, termasuk di antaranya tujuh pelaku. Sementara 413 orang lainnya luka-luka.

Baca juga: Pelaku Teror Paris, Salah Abdeslam, Berharga Setara Emas Seberat Tubuhnya

Dilansir Sky News, Abdeslam menolak setiap perintah yang diberikan hakim Palais de Justice.

Pria keturunan Maroko itu menolak untuk berdiri, menolak menjawab pertanyaan siapa namanya, hingga tuduhannya.

Dalam pernyataan singkatnya, Abdeslam mempersilakan hakim menjatuhkan vonis apa pun kepadanya.

"Saya tidak takut kepada kalian maupun sekutu kalian. Saya menaruh kepercayaan kepada Tuhan," tutur Abdeslam.

Abdeslam melanjutkan, sikap diamnya merupakan bentuk pembelaan diri sehingga tidak bisa dianggap bahwa dia pelaku tindak kriminal.

Ketika hakim bertanya mengapa Abdeslam tidak berdiri, dia menjawab, malam sebelumnya ia tidak tidur. "Saya sangat lelah," ujarnya.

Salah Abdeslam, pelaku teror Paris 13 November 2015.Kepolisian Belgia dan Perancis/BBC Salah Abdeslam, pelaku teror Paris 13 November 2015.

Setelah Abdeslam menolak berbagai pertanyaan, hakim kemudian menangguhkan proses persidangan agar dia bisa berbicara dengan kuasa hukumnya, Sven Mary.

Sky News memberitakan, pengadilan mendakwa Abdeslam melakukan aksi teror dengan menjadi pengemudi bagi tiga pelaku bom bunuh diri di Stade de France.

Abdeslam berhasil lolos ketika terjadi baku tembak dengan militer Perancis. Rekan yang melindungi pelarian Abdeslam tewas tertembak.

Sejak ditangkap pada 18 Maret 2016, Abdeslam menolak pertanyaan yang diajukan investigator.

Jika terbukti bersalah, pria 28 tahun tersebut terancam mendekam di penjara selama 40 tahun.

Anggota Asosiasi Korban Eropa, V-Europe, Guillame Denoix de Saint Marc mengaku sangat kecewa dengan persidangan Abdeslam.

"Kami tidak mendapat informasi apa pun. Padahal, mereka adalah kepingan teka-teki yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan kami," kata Marc.

Baca juga: Pelaku Teror Paris Salah Abdeslam Ditembak di Brussels

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com