Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Udara Suriah di Wilayah Pemberontak Diduga Pakai Gas Beracun

Kompas.com - 06/02/2018, 08:30 WIB


SARAQEP, KOMPAS.com - Berbagai laporan dari Suriah utara menyebutkan setidaknya 20 orang tewas dalam serangan di wilayah yang dikuasai pemberontak di Provinsi Idlib.

Beberapa sumber mengatakan gas beracun kemungkinan digunakan dalam serangan.

Di antara sumber itu terdapat seorang dokter yang berhubungan langsung dengan para petugas medis dalam menangani para pasien korban serangan di Saraqeb, Idlib.

"Helikopter menjatuhkan bom yang mengandung klorin di Saraqeb dan 15 warga sipil terkena racun. Kami mendapat foto-foto ini dari rumah sejumlah rumah sakit yang ada di sekitarnya dan dari Helm Putih," kata dokter Jad (bukan nama sebenarnya).

Helm Putih adalah kelompok relawan Pertahanan Sipil Suriah.

Baca juga : Pesawat Tempur Sukhoi Milik Rusia Ditembak Jatuh di Suriah

Selain itu, tiga anggota Helm Putih juga terpapar racun dan mengalami gangguan pernafasan, sama dengan penduduk sipil yang dibawa ke rumah sakit.

"Badan mereka berbau klorin dan mereka menunjukkan gejala-gejala seperti gatal pada mata dan agitasi," jelasnya.

Sejumlah warga setempat menuturkan bom yang dijatuhkan dari helikopter mengeluarkan bau yang menyengat.

Pemerintah Suriah membantah tudingan bahwa pasukannya menggunakan senjata kimia dalam serangan tersebut.

Baca juga : Pesawat Ditembak Jatuh, Rusia Perintahkan Jet Tempur Terbang Lebih Tinggi

Dalam tempo satu malam pada Minggu (4/2/2018), pasukan pemerintah melancarkan puluhan serangan udara di Idlib.

Sebuah rumah sakit di Kafranbel dilaporkan juga digempur beberapa kali. Serangan kali ini dilancarkan sehari setelah pemberontak menembak jatuh pesawat tempur Rusia, Su-25, dan menyebabkan pilotnya meninggal dunia.

Pemerintah Suriah berusaha merebut kembali wilayah Provinsi Idlib, salah satu wilayah utama yang masih dikendalikan oleh kubu pemberontak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com