Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Gedung Putih Terbelah dengan Wacana "Bloody Nose" ke Korut

Kompas.com - 02/02/2018, 20:49 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber SCMP,Newsweek

"Dibandingkan dengan populasi AS di Jepang, warga kita di Korsel tidak mempunyai sistem pertahanan udara yang canggih," kata Cha.

Akibatnya, warga AS di Korsel yang jumlahnya hampir sama dengan Pittsburgh terancam jadi korban pembalasan Kim.

Namun, karena tulisannya, Cha dikabarkan tidak jadi diangkat sebagai Duta Besar AS untuk Korsel.

Keputusan tersebut langsung disayangkan oleh pengamat kebijakan nuklir, Catherine Dill. "Pembatalan status Cha menunjukkan AS butuh sosok yang bisa mendukung opsi militer," ujarnya kepada South China Morning Post.

Sebelumnya, Trump selalu mengancam bakal "membumihanguskan" Korut jika tidak melakukan denuklirisasi.

Baca juga : AS Lakukan Tes Rahasia Sistem Anti-rudal Balistik, Gagal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com