Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Buka Penjara Guantanamo, Mungkinkan untuk Tahan Anggota ISIS?

Kompas.com - 01/02/2018, 14:02 WIB
Veronika Yasinta

Penulis


WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan penjara Guantanamo di Kuba tetap dibuka, menandai dimulainya babak baru bagi penjara paling kejam di dunia.

Dalam pidato kenegaraan pertamanya di Kongres atau State of Union, Trump juga menggarisbawahi masalah penahanan anggota kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Trump menandatangani perintah eksekutif pada Selasa (30/1/2018) malam yang membalikkan kebijakan pendahulunya, Barack Obama, pada 2009, dan dianggap telah gagal.

Perintah Trump mengindikasikan kemungkinan penjara tersebut dibutuhkan untuk memenjarakan pejuang ISIS, ratusan orang yang telah ditangkap oleh Pasukan Demokratis Suriah (SDF), yang didukung oleh AS.

Baca juga : Pemirsa TV Pidato Kenegaraan Pertama Trump Menurun Dibanding Obama

"Saya meminta Kongres untuk menjamin bahwa pertempuran melawan ISIS dan Al Qaeda, kami terus memiliki semua kekuatan yang diperlukan untuk menahan teroris di manapun kita mengejar mereka, di manapun kita menemukan mereka, sekarang giliran Teluk Guantanamo," ujarnya.

Di bawah pemerintahan George W Bush, militer AS membangun penjara di Kuba sebelah tenggara, menyusul invasi koalisi AS di Afganistan pada 2001.

Sekitar 780 orang telah ditahan di Guantanamo, kebanyakan dari mereka terkait dengan Al Qaeda dan Taliban.

Pejabat militer AS secara terbuka membahas nasib pejuang ISIS yang ditahan, terutama pejuang asing yang ditahan SDF dan koalisi AS lainnya di Suriah utara.

Baca juga : Balas Pidato Trump, Korea Utara Sebut AS sebagai Pelanggar HAM

Wakil kepala staf gabungan, Jenderal Paul Selva mengatakan, ada ratusan anggota ISIS yang ditahan. Militer AS khawatir mereka yang ditahan secara massal bisa menjadi lebih radikal lagi.

AS sangat mengingat pengalaman pahit dari perang Irak. Saat itu, militer AS menahan ratusan tahanan, termasuk Abu Bakr Al Baghdadi, di perbatasan Kuwait.

Ketika dibebaskan, Al Baghdadi malah memimpin pemberontakan ISIS.

"Di masa lalu, kita dengan bodohnya membebaskan ratusan teroris berbahaya, hanya untuk bertemu mereka lagi di medan perang, termasuk pemimpin ISIS Al Baghdadi.

Baca juga : Trump Tuding Obama Bebaskan ?Tahanan Kejam? dari Guantanamo

Juru bicara koalisi AS yang memerangi ISIS, Kolonel Ryan Dillon mengatakan, SDF meningkat sekitar enam pejuang asing setiap harinya.

AS dan SDF telah berkomunikasi dengan negara asal mereka untuk mengembalikan para tahanan itu, namun beberapa negara tidak mengenali SDF dan menolak untuk bekerja sama.

"Ini merupakan isu global, sebuah tantangan global yang perlu diselesaikan," katanya.

Narapidana yang paling terkenal, termasuk beberapa orang yang diduga melakukan turut andil dalam peristiwa 11 September 2001, di antaranya Khalid Sheikh Mohammed yang dituduh menjadi dalang teror. Saat ini, dia masih menunggu persidangan.

Dari 41 narapidana yang tersisa, sekitar 26 orang menjadi tahanan selamanya. Mereka belum pernah dituntut, tapi juga dianggap terlalu berbahaya untuk dilepaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com