WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Di tengah ketegangan nuklir antara Amerika Serikat dan Korea Selatan, Presiden AS Donald Trump mengambil langkah luar biasa untuk menghormati seorang pembelot Korea Utara, saat menyampaikan pidato kenegaraannya di hadapan Kongres, pada Selasa (30/1/2018).
Ji Seong-ho melarikan diri dari Korea Utara pada 2006. Dia diberi tempat kehormatan dengan duduk yang berjarak satu kursi dari Ibu Negara Melania Trump.
Trump menceritakan kisahnya kepada anggota parlemen menjelang akhir pidato 80 menitnya.
Dia menceritakan penderitaan Seong-ho, yang memiliki kaki dan tangan diamputasi setelah sebuah kereta Korea Utara menggulingkannya pada 1996.
Baca juga : Pidato Kenegaraan Trump: Impian Amerika, ISIS, Imigran, dan Ekonomi
Dalam keadaan kekurangan gizi dan cacat parah, dia kemudian disiksa oleh pemerintah Korea Utara karena berkunjung secara singkat ke negara tetangganya, China, sebelum akhirnya melarikan diri.
Dia berjalan dengan kruk melewati Cina dan Asia Tenggara dalam perjalanan menuju kebebasan.
"Saat ini, dia tinggal di Seoul, di mana dia menyelamatkan para pembelot lainnya, dan menyiarkan ke Korea Utara apa yang paling dikhawatirkan, yaitu kebenaran," kata Trump.
"Dia memiliki kaki baru, tapi Seong-ho, saya mengerti Anda masih menyimpan kruk tersebut sebagai pengingat seberapa jauh Anda telah berjalan. Pengorbanan Anda merupakan inspirasi bagi kita semua," ucap Trump.
"Cerita Seong-ho adalah bukti kerinduan setiap jiwa manusia untuk hidup dalam kebebasan," tambahnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.