TEHERAN, KOMPAS.com - Otoritas Iran telah menangkap perempuan-perempuan yang melakukan aksi protes terhadap aturan wajib penggunaan hijab.
Sebuah unggahan di media sosial pada Senin (29/1/2018) memperlihatkan sedikitnya tiga perempuan berdiri di atas kotak saluran telekomunikasi, dalam aksi solidaritas perempuan di Jalan Enghelab, Ferdowsi Square, Teheran.
Aksi protes tersebut sama seperti demonstrasi bulan lalu untuk menentang kebijakan tentang menutup aurat dari kepala hingga ujung kaki di depan umum.
Salah satu perempuan diidentifikasi bernama Vida Movahed (31). Dia ditahan setelah melakukan demo di atas kotak saluran telekomunikasi.
Aksi perlawanan Movahed juga bertepatan dengan gelombang protes yang meluas ke seluruh negeri.
Baca juga : Sekolah di London Larang Siswi di Bawah Delapan Tahun Kenakan Hijab
Banyak penduduk Iran, termasuk pria, mengubah foto profil mereka di media sosial menjadi gambar yang terinsipirasi oleh demonstrasi Movahed.
Mereka juga berbagi tanda pagar yang diterjemahkan berarti "Perempuan di Jalan Enghelab".
Identitas Movahed pada awalnya masih misteri hingga pengacara hak asasi terkemuka di Iran, Nasrin Sotoudeh, mengungkap penangkapan terhadap Movahed.
Namun, Sotoudeh menyatakan Movahed telah dibebaskan.
Baca juga : Benarkah Iran Kini Miskin, Tidak Stabil, dan Penuh Konflik?
Kepada The Guardian, dia mengatakan Movahed melakukan aksi protes sekitar pukul 11.00. Polisi berpakaian preman menangkapnya sekitar 10 menit kemudian.
Belum diketahui nasib dua orang lainnya yang juga ditangkap saat itu.
"Pesannya jelas, perempuan sudah muak dengan penggunaan hijab secara paksa. Biarkan perempuan memutuskan sendiri terkait tubuh mereka," katanya.
Gambar yang diunggah di media sosial juga memperlihatkan wanita kedua bernama Narges Hosseini. Dia mengenakan gelang hijau, yang mengacu pada Revolusi Hijau 2009, di mana para pemimpin gerakan itu masih menjadi tahanan rumah.
Revolusi Hijau 2009 merupakan protes terhadap pemilihan umum Iran 2009 yang diduga dipenuhi kecurangan.
These two women are being hailed as heroes by many Iranians for protesting the compulsory hijab rule that has violated women's rights in Iran for nearly four decades. pic.twitter.com/qSFOZpOkrg
— Golnaz Esfandiari (@GEsfandiari) 29 Januari 2018
Gambar lain juga menunjukkan seorang perempuan membuka kerudung dan mengikatnya pada sebuah tongkat.
Hukum di Iran telah mewajibkan perempuan mengenakan hijab sejak revolusi 1979. Namun, semakin banyak perempuan, terutama di Teheran, menolak memakai hijab saat mengemudi.
Mereka beralasan bahwa mobil adalah tempat pribadi di mana mereka bisa berpakaian lebih leluasa.
Baca juga : Dubes Israel: Iran Bangun Pangkalan Militer Terbesar Dunia di Suriah
Salah satu warga Iran, Zahra Safyari juga menentang aturan yang memaksa perempuan memakai hijab, kendati dia memilih untuk menggunakan hijab.
"Saya menggunakan cadar. Saya memilih untuk memakai hijab, itu tidak dipaksa oleh keluarga atau masyarakat, tidak juga kantor saya," katanya.
"Saya bahagia dengan pilihan saya, tapi saya menentang pemaksaan penggunaan hijab dan saya mendukung Perempuan di Jalan Enghelab," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.