Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Mahatma Gandhi Tewas Dibunuh

Kompas.com - 30/01/2018, 14:17 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KOMPAS.com - Tanggal 30 Januari 1948 menjadi hari yang dikenang seluruh bangsa India . Sebab di hari inilah pejuang kemerdekaan India Mohandas Karamchand Gandhi atau Mahatma Gandhi tewas dibunuh oleh kelompok radikal Hindu di New Delhi.

Lahir pada 2 Oktober 1869, Gandhi merupakan putra dari seorang pejabat India dan seorang ibu yang amat religius.

Vaishnava, sang ibu, memperkenalkan Gandhi dengan ajaran Jainisme, sebuah agama yang amat menyarankan pemeluknya untuk tidak melakukan kekerasan dalam bentuk apapun.

Gandhi muda adalah sosok yang cerdas dan pada 1888 dia mendapat kesempatan untuk belajar ilmu hukum ke Inggris. Dua tahun kemudian, Gandhi kembali ke India tetapi tak bisa mendapatkan pekerjaan tetap.

Baca juga : Hari Ini dalam Sejarah: Republik India secara Resmi Lahir

Lalu pada 1893, saat berusia 23 tahun, Gandhi menerima kontrak kerja selama satu tahun di Afrika Selatan.

Di sana, dia menjadi pengacara untuk keponakan Dada Abdullah, seorang saudagar Muslim kenalannya yang memiliki perusahaan perkapalan di Afrika Selatan.

Di Afrika Selatan, yang juga merupakan koloni Inggris, Gandhi bekerja di kota Natal. Di sana dia menjadi korban rasialisme dan aturan negeri itu yang membatasi hak-hak pekerja asal India.

Salah satu peristiwa mengenaskan yang diingat Gandhi adalah saat dia diusir dari dalam gerbong kelas satu dan tak diizinkan menggunakan kereta api.

Peristiwa tersebut amat membekas di dalam hati Gandhi dan sejak saat itu dia bertekad untuk berjuang melawan ketidakadilan dan mempertahankan haknya sebagai orang India.

Saat kontrak kerjanya di Afrika Selatan habis, dia memutuskan untuk tetap tinggal di negara itu dan menggelar kampanye menentang undang-undang yang membuat warga keturunan India tak memiliki hak memilih.

Dia kemudian membentuk kongres warga India di Nalat dan aktivitasnya ini menarik perhatian internasional yang mulai memerhatikan perjuangan warga India di Afrika Selatan.

Baca juga : Hari Ini dalam Sejarah: India Luncurkan Mobil Paling Murah di Dunia

Pada 1906, pemerintah Transvaal mencoba memberlakukan aturan lebih ketat bagi warga keturunan India. Saat itulah Gandhi mengorganisasi kampanye satyagraha pertamanya atau aksi ketidakpatuhan massal.

Setelah tujuh tahun melakukan protes, Gandhi sukses menegosiasikan kesepakatan dengan pemerintah Afrika Selatan.

Jawaharlal Nehru (kiri) dan Mahatma Gandhi pada 1942.Wikipedia Jawaharlal Nehru (kiri) dan Mahatma Gandhi pada 1942.
Pada 1914, Gandhi kembali ke India dan memutuskan tetap memilih berada di lingkaran luar politik.

Meski pada Perang Dunia I, Gandhi mendukung Inggris tetapi usai perang tepatnya pada 1919, Gandhi menggelar aksi satyagraha untuk memprotes wajib militer bagi warga India.

Ratusan ribu orang memenuhi ajakan Gandhi untuk melakukan aksi protes dan pada 1920, Gandhi sudah menjelma menjadi sosok pemimpin kemerdekaan India.

Dia membentuk  Kongres Nasional India sebagai kekuatan politik dan melancarkan boikot masif terhadap semua produk, jasa, dan institusi Inggris di India.

Baca juga : Menelusuri Jejak Gandhi di Durban

Lalu pada 1922, dia tiba-tiba menghentikan satyagraha saat terjadi kekerasan antara warga India dan pemerintah kolonial Inggris.

Sebulan kemudian, dia ditangkap pemerintah kolonial Inggris dan dituduh melakukan penghasutan. Akibatnya, Gandhi diganjar hukuman penjara.

Setelah bebas dari penjara pada 1924, dia menggelar aksi mogok makan untuk memprotes kekerasan antara umat Hindu dan Muslim di India.

Perjuangan Gandhi kemudian mulai merambah ke ranah politik ketika pada 1928 dia menuntut pemerintah Inggris memberikan hak memerintah bagi bangsa India.

Salah satu aksi Gandhi paling terkenal terjadi pada 1930 ketika dia menentang pajak garam yang diterapkan pemerintah kolonial karena mengakibatkan rakyat India dililit kemiskinan.

Dalam aksinya kali ini, Gandhi dan para pengikutnya berjalan kaki menuju Laut Arab dan di sana mereka membuat garam sendiri.

Aksi jalan kaki itu membuat Gandhi dan 60.000 pengikutnya dijebloskan ke penjara tetapi sekali lagi Gandhi mendapatkan perhatian dan dukungan dari dunia internasional.

Pada 1931, Gandhi dibebaskan dari penjara dan menghadiri Konferensi Meja Bundar di London sebagai satu-satunya perwakilan dari Kongres Nasional India.

Namun, pertemuan di Inggris itu membuahkan kekecewaan bagi Gandhi dan saat kembali ke India, Gandhi ditangkap dan kembali dijebloskan ke penjara.

Selama di dalam penjara, Gandhi memimpin aksi mogok makan untuk memprotes perlakuan pemerintah Inggris terhadap warga kasta terendah dan paling miskin di India.

Baca juga : Pasang Gambar Mahatma Gandhi di Botol Bir, Perusahaan AS Minta Maaf

Pada 1934, Gandhi keluar dari Partai Kongres India dan mulai bekerja untuk meningkatkan taraf hidup dan perekonomian warga miskin India.

Jawaharlal Nehru, murid Gandhi, kemudian ditunjuk menjadi pemimpin Partai Kongres untuk menggantikan sang guru.

Mahatma Gandhi diapit raja muda Inggris untuk India Lord Louis Mountbatten dan istrinya, Edwina. Foto diambil pada 1947.Imperial War Museum/Wikipedia Mahatma Gandhi diapit raja muda Inggris untuk India Lord Louis Mountbatten dan istrinya, Edwina. Foto diambil pada 1947.
Saat Perang Dunia II pecah, Gandhi kembali ke kancah politik dan menyerukan agar India bekerja sama dengan Inggris untuk memenangkan perang dengan imbalan kemerdekaan bagi negeri itu.

Tawaran Gandhi ditolak Inggris yang justru malah melakukan upaya adu domba dengan mendukung kelompok konservatif Hindu dan berbagai organisasi Muslim.

Sebagai respon, pada 1942 Gandhi menggelar gerakan yang menyerukan agar Inggris segera meninggalkan India. Akibat gerakan ini Gandhi kembali dipenjara bersama sejumlah tokoh nasional India.

Pada 1945, pemerintahan baru terbentuk di Inggris dan negosiasi untuk kemerdekaan Inggris dimulai.

Baca juga : Revolusi Mental Mahatma Gandhi

Gandhi menginginkan sebuah negara India bersatu tetapi Liga Muslim, yang sukses menumbuhkan pengaruh selama masa perang, tak setuju dengan ide Gandhi.

Setelah melalui negosiasi alot, Inggris akhirnya memutuskan untuk menciptakan dua negara Independen yaitu India dan Pakistan pada 15 Agustus 1947.

Gandhi merasa amat kecewa dengan terpecahnya India menjadi dua negara. Apalagi setelah pemisahan ini kekerasan berdarah antara umat Hindu dan Muslim akhirnya pecah.

Dalam upayanya untuk mengakhiri kekerasan di India, Gandhi melakukan aksi mogok makan dan mengunjungi kawasan-kawasan yang bermasalah.

Saat menghadiri sebuah upacara doa di New Delhi, Nathuram Godse seorang anggota kelompok ekstremis Hindu yang tak setuju dengan toleransi yang ditunjukkan Gandhi menembak mati sang pejuang kemerdekaan.

Gandhi, yang dikenal dengan julukan Mahatma atau "Jiwa yang Agung" memengaruhi dunia lewat metode perjuangan tanpa kekerasannya.

Metode perjuangan Gandhi ini banyak dicontoh para pemimpin gerakan sipil di seluruh dunia termasuk Martin Luther King Jr yang memperjuangkan hak warga kulit hitam Amerika Serikat.

Baca juga : Sandal Mahatma Gandhi Dilelang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com