Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Afghanistan dan Kertas di Dompet untuk Hadapi Kematian

Kompas.com - 29/01/2018, 16:53 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber Al Jazeera


KABUL, KOMPAS.com - Berbagai serangan yang menimpa Afghanistan membuat warganya selalu siap menghadapi kematian.

Terselip di dompet salah satu penduduk Afghanistan, Mujeebullah Dastyar, sebuah catatan kecil di atas kertas yang berisi sejumlah informasi penting seperti nomor telepon, golongan darah, dan alamat kantor.

"Kalau saya terluka atau mati dalam insiden penyerangan, setidaknya dokter akan mendapatkan informasi tentang saya," katanya, seperti yang dilansir dari Al Jazeera, Minggu (28/1/2018).

Seperti banyak penduduk lainnya di Kabul, Afghanistan, pria berusia 28 tahun itu makin putus asa, setelah serangan yang diklaim kelompok Taliban mengguncang ibu kota telah menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai 235 orang.

"Banyak orang hilang setelah serangan Sabtu kemarin dan keluarganya terus mencari mereka," katanya.

Baca juga : Jumlah Korban Tewas Bom Ambulans di Afghanistan Jadi 103 Orang

"Salah satu teman saya juga hilang dan kami telah mengunggah di media sosial mengenai dia untuk mengetahui di rumah sakit mana dia berada, atau apakah dia masih hidup atau meninggal," ucap Dastyar.

Dengan kegelisahan akut yang menerpa seluruh kota, pria yang berprofesi sebagai pegawai pemerintah ini mulai rutin menghubungi orangtuanya.

"Mereka khawatir sekali mengenai kondisi saya," katanya.

Serangan bom bunuh diri dengan menggunakan mobil ambulans di Kabul, pada Sabtu (27/1/2018) menjadi hari paling tragis bagi Dastyar.

"Saya selalu menyaksikan perang sejak lahir, jadi saya merasa siap untuk hal apapun. Saya sudah berpengalaman dengan cara ini sekarang," ucapnya.

Dastyar menyimpan selembar kertas ini di sakunya berisi informasi pribadi penting (Al Jazeera) Dastyar menyimpan selembar kertas ini di sakunya berisi informasi pribadi penting (Al Jazeera)

Sesaat setelah teror bom menyerang, suara sirine terdengar di seluruh kota.

Seorang mahasiswi, Fazila Shahedi (20), yang sedang mengikuti kelas di universitas, merasa ketakutan ketika dia mendengar bunyi sirine ambulans yang selalu mengingatkannya dengan ledakan mematikan.

Seperti Dastyar, Shahedi juga membawa sepotong kertas yang berisi informasi penting tentang dirinya.

"Saya menaruh kertas itu di dompet dan saku jaket," katanya.

"Ketika saya meninggalkan ruangan, saya bertanya pada diri sendiri, akankah saya kembali atau tidak? Saya masih muda, dan saya tidak ingin mati," ujarnya.

Halaman:
Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com