Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yasser Arafat, Pemimpin Palestina yang Tak Bisa Dibunuh Israel

Kompas.com - 29/01/2018, 13:44 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com — Pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat adalah salah satu musuh terbesar Israel.

Sudah puluhan kali Israel mencoba membunuh pria kelahiran 24 Agustus 1929 itu, tetapi berulang kali pula Arafat lolos dari maut.

Salah satu upaya pembunuhan Arafat adalah pada 23 Oktober 1982. Saat itu, AU Israel nyaris menembak sebuah pesawat yang membawa 30 anak-anak Palestina yang terluka.

Pesawat itu nyaris ditembak jatuh karena diyakini Arafat berada di dalamnya. Beruntung, akhirnya dipastikan Arafat tak ada dalam pesawat yang menuju ke Mesir itu.

Baca juga: Yasser Arafat Jadi Nama Jalan di Israel, PM Netanyahu Berang

Di dalam pesawat itu hanya ada adik laki-laki Arafat yang menemani ke-30 bocah yang sakit tersebut. Dan, wajah adik Arafat ini memang amat mirip dengan sang pemimpin PLO.

Kisah ini tercantum dalam sebuah buku yang juga menuding Ariel Sharon, yang saat itu menjabat Menteri Pertahanan Israel, memerintahkan menembak jatuh pesawat sipil dalam upaya membunuh Yasser Arafat.

Dalam artikel yang mengutip buku itu dan dimuat harian The New York Times, jurnalis Ronen Bergman mengatakan, dalam waktu sembilan pekan antara November 1982 hingga awal tahun 1983, jet-jet tempur Israel dikerahkan.

Setidaknya dalam lima kesempatan jet-jet tempur itu diperintah menembak jatuh pesawat sipil yang diduga mengangkut Yasser Arafat.

Namun, setiap misi itu selalu dibatalkan tak lama setelah jet-jet tempur itu mengudara setelah dipastikan tak ada Arafat dalam pesawat-pesawat sipil tersebut.

Baca juga: Mahmud Abbas: Saya Tahu Pembunuh Yasser Arafat

Bergman menambahkan, saat dinas rahasia Israel, Mossad, melaporkan bahwa Arafat kerap menggunakan pesawat komersial untuk bepergian, Sharon memutuskan, pesawat sipil dengan Arafat di dalamnya merupakan target yang sah.

Namun, sejumlah perwira AU Israel kerap tak menjalankan operasi itu karena menganggap perintah Sharon ilegal.

Halaman:
Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com