Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden ke Afghanistan, Akankah Taliban Buka Perwakilan di Indonesia?

Kompas.com - 25/01/2018, 19:44 WIB

KABUL, KOMPAS.com — Kedudukan Indonesia sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia dipandang bermanfaat sebagai penengah konflik di antara umat Islam, termasuk antara Pemerintah Afghanistan dan kelompok Taliban.

Hal itu diungkapkan editor BBC Afghanistan, Dawood Azami, menanggapi kunjungan Presiden Joko Widodo ke Afghanistan sebagai bagian lawatan ke kawasan Asia Selatan.

Azami berpendapat, netralitas posisi Indonesia itu bisa jadi mendorong Taliban memindahkan perwakilan politiknya dari Qatar ke Indonesia.

"Indonesia bisa memainkan peran penengah dalam proses perdamaian di Afghanistan karena baik Pemerintah Afghanistan maupun kelompok oposisi bersenjata Taliban memercayai Indonesia yang telah terbukti netral, tidak berpihak, dan tidak terlibat dalam konflik di Afghanistan. Jadi tidak hanya berdasarkan pengalaman dan keterampilan."

Baca juga : Teror di Hotel Afghanistan, Taliban Incar Warga Negara Asing

"Indonesia bahkan kemungkinan akan menawarkan menjadi tempat perwakilan Taliban di wilayahnya... beberapa anggota atau pejabat Taliban kemungkinan akan pergi ke sana," tambah Dawood.

Usulan itu sebenarnya sudah dibicarakan dalam sejumlah kunjungan pejabat kedua negara, termasuk dalam lawatan Menteri Luar Negeri Retno Masudi ke Kabul dan Dewan Tinggi Perdamaian Afghanistan (HPC) ke Indonesia.

Masalah perdamaian memang menjadi salah satu agenda kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Afghanistan. Demikian dijelaskan Sam Aryadi, fungsi penerangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kabul.

"Kita bersahabat baik. Bahwa kita sesama negara Muslim. Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar dunia, Afghanistan juga mayoritas Muslim," ujar Sam.

"Kita berempati tentunya dengan masyarakat Afghanistan, dan pemimpin Afghanistan menyampaikan Indonesia bisa membantu mereka untuk mewujudkan perdamaian di Afghanistan," tambah Sam.

Baca juga: Taliban Klaim Serangan ke Hotel di Kabul, Lima Orang Dilaporkan Tewas

Presiden Jokowi dijadwalkan bertemu secara bilateral dengan Presiden Mohammad Ashraf Ghani dan HPC dalam kunjungan satu hari pada 29 Januari mendatang.

Menurut Watson Institute for International Studies Costs of War Project, sekitar 31.000 warga sipil tewas karena perang di Afghanistan dari 2001 sampai pertengahan 2016.

Bantuan pendidikan

Selain masalah perdamaian, Indonesia juga memberikan beasiswa kepada ratusan mahasiswa Afghanistan untuk mendapatkan pendidikan lanjutan di Indonesia.

Sikap moderat Islam di Indonesia tampaknya juga menjadi salah satu daya tarik mahasiswa Afghanistan untuk mengikuti pendidikan di Indonesia.

"Siapa pun yang mengunjungi negara lain, hidup di antara orang-orang dari kebudayaan yang berbeda, terutama dalam masyarakat beragam budaya seperti Indonesia, akan berpengaruh, memperluas wawasan mereka, membuat mereka berpikir, membuat mereka lebih toleran," ujar Dawood Azami.

Baca juga: Taliban Serang Pos Keamanan Afganistan, 22 Polisi Tewas

Sementara Sam Ariadi menjelaskan, kerja sama pendidikan ini memang menjadi bagian dari pelatihan bagi mahasiswa dan pejabat Afghanistan.

"Kita misalnya memberikan beasiswa terhadap masyarakat Afghanistan setiap tahun melalui program beasiswa untuk belajar dan sekolah di perguruan tinggi Indonesia," kata dia.

"Sudah banyak lulusannya dari Indonesia. Itu yang akan kita terus berikan assistance. Kita juga memberikan capacity training, capacity development untuk pejabat Afghanistan, mahasiswa, masyarakat," katanya.

Selain ke Afghanistan, Presiden Jokowi juga mengunjungi beberapa negara Asia Selatan lainnya, seperti Sri Lanka, India, Pakistan, dan Bangladesh. Lawatan ini dilakukan pada 24 sampai 29 Januari 2018.

Presiden dijadwalkan akan melakukan misi ekonomi, perdagangan, politik dan kemanusiaan di lima negara itu.

Pada Rabu (24/1/2018), Indonesia kembali memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingya di Bangladesh dalam bentuk makanan, peralatan sekolah, lampu, serta peralatan rumah tangga.

Baca juga : Taliban Bantah Menyerang Kanal Televisi Afganistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com