NAYPYIDAWA, KOMPAS.com - Salah satu anggota Dewan Penasihat Negara Bagian Rakhine, Myanmar, Bill Richardson, dilaporkan mengundurkan diri.
Surat pengunduran diri Richardson dari dewan yang mengurus krisis Rohingya tersebut diposting oleh pakar hubungan internasional Belanda, Laetitia van den Assum, via Twitter.
#Myanmar: Bill Richardson, one of 5 international members of the Advisory Board on Rakhine State has resigned. His statement leaves no doubt about his grave concern about the lack of seriousness with which implementation of the recommendations of the Annan report is being pursued pic.twitter.com/paKV5tH0x3
— LaetitiavandenAssum (@lvandenassum) January 24, 2018
Pengumuman tersebut terbilang mengejutkan. Pasalnya, Richardson merupakan teman dekat Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi.
Associated Press via The Independent melaporkan Kamis (25/1/2018), politisi asal Amerika Serikat (AS) itu keluar karena kecewa dengan Suu Kyi.
Dalam suratnya, Richardson mengatakan dia merasa pembentukan dewan tersebut hanya perpanjangan tangan kebijakan sepihak Suu Kyi semata.
Baca juga : Pemulangan Pengungsi Rohingya Tertunda, Myanmar Salahkan Bangladesh
Politisi Amerika Serikat (AS) itu menyebut pelanggaran HAM, keamanan, kewarganegaraan, maupun perdamaian tidak dihiraukan oleh Suu Kyi.
Selain itu, peraih Nobel Perdamaian 1991 itu mengatakan, masalah Rohingya menjadi sangat rumit karena adanya campur tangan asing.
Suu Kyi menyalahkan PBB, media asing, maupun organisasi pembela HAM atas masalah di Rakhine.
Namun, yang membuat Richardson sangat kecewa adalah momen penahanan dua jurnalis Reuters, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo pada 12 Desember 2017.
Mereka dituduh melanggar hukum kerahasiaan nasional dengan secara ilegal memperoleh informasi, dan membaginya kepada media lain secara sengaja.
"Saya tidak ingin menjadi bagian dari kelompok ini. Saya merasa Suu Kyi kehilangan moralnya untuk menjadi pemimpin," kata Richardson dalam suratnya.
Pernyataan Richardon langsung menuai respon dari Naypyidaw melalui juru bicaranya, Zaw Htay.
Htay menuduh Richardson telah bertindak di luar batas dengan menghina Kanselir Negara mereka.
"Kami mengerti jika dia emosional dengan penahanan dua jurnalis Reuters. Namun, seharusnya dia mengerti alih-alih menyalahkan pemerintah," kecam Htay dilansir dari kantor berita AFP.
Baca juga : Pemulangan Ratusan Ribu Pengungsi Rohingya Dipastikan Tertunda
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.