Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Tak Berkuasa, Mugabe Masih Terima Gaji dan Fasilitas Mewah

Kompas.com - 25/01/2018, 15:09 WIB

HARARE, KOMPAS.com - Mantan Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, ternyata masih menerima gaji dan tunjangan layaknya presiden aktif.

Bahkan, Mugabe masih menerima fasilitas kelas wahid seperti tiket perjalanan kelas satu yang  ditanggung pemerintah.

Mugabe dipaksa mundur pada November 2017 menyusul keputusannya memecat Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa.

Pemecatan Mnangagwa dianggap sebagai upaya membuka lebar-lebar peluang istri sang istri, Grace Mugabe, menjadi presiden.

Baca juga : Gara-gara Sapi, Konvoi Mobil Mewah Grace Mugabe Kecelakaan

Zimbabwe kemudian dililit krisis yang berujung dengan lengsernya Mugabe, politisi yang berkuasa selama 37 tahun.

Mnangagwa yang ditunjuk menjadi presiden mengatakan, gaji dan tunjangan untuk Mugabe memang tidak berubah.

Meski demikian, Mnangagwa memastikan tidak ada kekebalan hukum atau impunitas bagi Mugabe dan keluarganya, yang dikenal memiliki gaya hidup yang glamor.

"Tidak ada orang yang kebal dari proses hukum ... korupsi tidak akan kami tolerir," kata Mnangagwa dalam wawancara dengan wartawan BBC, Mishal Hussein, di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, hari Rabu (24/1/2018).

Ia juga mengatakan, para mantan pejabat Zimbabwe yang melarikan aset negara ke luar negeri diberi waktu tiga bulan untuk mengembalikan aset tersebut.

Beberapa di antara mereka, tambah Mnangagwa, sudah mengembalikan aset yang tadinya disimpan di luar negeri.

Para analis mengatakan banyak pihak di Zimbabwe menginginkan aparat penegak hukum menyelidiki Grace Mugabe yang dijuluki 'Gucci Grace'.

Baca juga : Begini Mewahnya Fasilitas Pensiun Robert Mugabe

Namun, masih dalam wawancara ini, Mnangagwa menegaskan pemerintah Zimbabwe akan mengambil langkah apa saja untuk menjamin Mugabe dan keluarganya hidup tenang.

Selain berbicara tentang masa depan Mugabe dan keluargnya, Mnangagwa juga menyinggung tentang pemilihan umum.

Ia menegaskan bahwa jika memang dirinya kalah, ia akan menerima hasil tersebut dengan lapang dada. "Jika kalah, ya sudah," katanya.

Ia menambahkan partai mana pun yang menang, partai itu pula yang akan berkuasa di Zimbabwe.

"Sekarang ini di Zimbabwe, kami terbuka dan transparan. Kami ingin menyelenggarakan pemilu yang jujur dan adil," kata Mnangagwa.

Ketika ditanya apakah dirinya membolehkan kehadiran para pemantau internasional, dengan setengah bercanda ia mengatakan itulah yang dimaksud dengan transparansi.

Selain mengizinkan pemantau internasional, Mnangagwa menegaskan ia ingin pemilu berjalan tanpa kekerasan.

Baca juga : Robert Mugabe Nikmati Masa Tua di Pedesaan

Ia belum memutuskan jadwal pemilu ini digelar namun memberi isyarat pemilu mungkin diselengarakan sebelum Juli.

Mnangagwa, antara lain menghadapi tuduhan, berada di balik intimidasi dan kekerasan yang terjadi dalam beberapa pemilu lalu untuk membantu memenangkan partai yang berkuasa, ZANU-PF.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com