WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Bulan belum berganti pada tahun ini, namun sudah ada 11 insiden penembakan di sekolah, di Amerika Serikat, yang membuat tempat menuntut ilmu itu rawan dengan tindak kekerasan dengan menggunakan senjata.
Pada Selasa (23/1/2018), seorang remaja pria berusia 15 tahun melepaskan tembakan dengan pistol, di sebuah sekolah menengah atas, di Kentucky. Peristiwa itu menewaskan dua murid dan melukai belasan orang lainnya.
Sehari sebelumnya, seorang remaja perempuan terluka karena terkena tembakan di kantin sekolahnya, di Texas.
Pada Senin (22/1/2018), sebuah peluru masuk ke tubuh remaja pria berusia 14 tahun di area parkir SMA, di New Orleans.
Baca juga : Penembakan Massal oleh Remaja 15 Tahun di AS, 2 Tewas dan 17 Terluka
Serangkaian insiden terbaru lainnya termasuk penembakan yang menyasar bus sekolah di negara bagian Iowa, dan penembakan sekolah di Seattle serta di sebelah selatan California.
Peristiwa di Kentucky terjadi di SMA Marshall County, Benton. Sebanyak 14 orang terkena tembakan dan lima lainnya cedera karena berusaha menyelamatkan diri.
Sementara korban tewas diidentifikasi sebagai remaja pria dan perempuan, masing-masing berusia 15 tahun.
Pelaku penembakan ditangkap tanpa kekerasan dan bakal dikenai hukuman sebagai orang dewasa dengan dua tuduhan, yaitu pembunuhan dan percobaan pembunuhan.
Baca juga : Penembakan Kentucky, Kandidat Gubernur Tennessee Tawarkan Solusi
Insiden penembakan semacam itu kerap menghiasi berita utama di sebagian besar negara berkembang, namun tidak di AS. Peristiwa penembakan di sekolah sering mendapat sedikit perhatian nasional.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyampaikan belasungkawa terhadap insiden tersebut kepada Gubernur Kentucky Matt Bevin.
Sementara, Presiden AS Donald Trump tidak menyinggung peristiwa penembakan tersebut.
I’ve spoken with Kentucky’s @GovMattBevin to offer condolences on behalf of Canadians for today’s shooting in Benton. Our hearts go out to Kentuckians, and to all those affected by this tragedy.
— Justin Trudeau (@JustinTrudeau) 23 Januari 2018
"Sejak Januari 2013, setidaknya ada 283 penembakan di sekolah terjadi di seluruh negeri. Rata-rata ada satu penembakan di sekolah dalam seminggu," tulis lembaga Alltown for Gun Safety, sebuah badan nirlaba yang mendukung pengendalian senjata.
Pelatihan darurat
Studi Biro Investigasi Federal (FBI) tentang insiden 'penembak aktif' pada 2000-2013 menemukan adanya peningkatan frekuensi kejadian penembakan setiap tahunnya.
Dalam 70 persen kasus yang diteliti, penembakan terjadi dalam waktu lima menit atau kurang, sehingga membuat respons polisi menjadi kurang efektif.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.