Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Houthi, Pemerintah Yaman Terancam Hadapi Perlawanan Baru

Kompas.com - 22/01/2018, 19:24 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

ADEN, KOMPAS.com - Di saat peperangan melawan kelompok pemberontak Houthi belum berakhir, pasukan pemerintah Yaman terancam menghadapi perlawanan baru.

Itu setelah kelompok paramiliter Pasukan Pemberontak Selatan (SRF) menyatakan kondisi darurat negara di Aden, selatan Yaman.

Al Jazeera memberitakan Senin (22/1/2018), SRF bermaksud menggulingkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbo Mansour Hadi yang diakui komunitas internasional pekan depan.

Sejak Houthi menguasai ibu kota Sana'a pada 2014, Hadi dan para pengikutnya memilih menyingkir ke Aden, dan mengontrol Yaman dari sana.

Pemimpin Dewan Transisi Selatan (STC), Aidarous al-Zubaidi menuduh pemerintahan Hadi sarat akan korupsi.

Baca juga : Jerman Hentikan Ekspor Senjata ke Negara yang Terlibat Konflik Yaman

Selain itu, Hadi dituding telah melancarkan pemberitaan palsu untuk melenyapkan STC menggunakan dana negara.

"Kami mengumumkan tengah mempersiapkan penggulingan pemerintah yang sekarang, dan menggantinya dengan kabinet teknokrat," ucap Zubaidi.

Zubaidi melanjutkan, dalam pemerintahan baru nanti, SRF bakal menjadi inti dalam pemulihan keamanan dan militer di Yaman.

"Penggulingan tidak akan terjadi jika Presiden Hadi bersedia mengganti Perdana Menteri Ahmed bin Daghr dan seluruh menterinya," kata Zubaidi kembali.

Berbeda Agenda
Al Jazeera melaporkan, SRF adalah kelompok yang diduga menerima sokongan dari Uni Emirat Arab (UAE).

UAE merupakan anggota koalisi yang dipimpin Arab Saudi ketika mengintervensi Yaman untuk memerangi Houthi yang diduga didukung oleh Iran pada Maret 2015.

Ketika Saudi mulai mempertimbangkan untuk menarik diri dari konflik Yaman, UAE justru makin intensif terlibat di sana.

Salah satu bentuk keterlibatan itu adalah mendanai dan mempersenjatai milisi pemberontak yang berada di bawah komando Zubaidi.

Zubaidi merupakan milisi gaek yang membantu pemerintahan Hadi dalam mengusir Houthi di Aden.

Atas jasanya, Hadi kemudian memberikan jabatan Gubernur Aden kepada milisi berusia 50 tahun tersebut.

Namun, hubungan antara Hadi dan Zubaidi langsung berakhir setelah Zubaidi dikabarkan menerima bantuan dari UAE.

Apalagi, SRF sering terlbat bentrok dengan loyalis Hadi dalam memperebutkan pengaruh di beberapa daerah strategis kawasan selatan Yaman, termasuk Bandara Aden.

Dilansir Middle East Eye, Hadi menuduh Putera Mahkota UAE, Mohammed bin Zayed, sebagai aktor intelektual rencana kudeta terhadapnya.

"Hadi menuduh Mohammed bin Zayed bertindak laksana seorang penjajah alih-alih pasukan pembebas," ujar Middle East Eye mengutip sumber di Aden.

Baca juga : Houthi Rekrut Milisi Perempuan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com