Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri Jarang Mandi, Suami Ajukan Gugatan Perceraian

Kompas.com - 17/01/2018, 18:21 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

TAIPEI, KOMPAS.com - Pernikahan yang berakhir dengan perceraian banyak terjadi. Berbagai alasan bisa menjadi pemicu berakhirnya biduk rumah tangga.

Namun, perceraian yang menimpa pasangan suami istri di Taiwan ini didasari alasan yang "nyeleneh". Pemicunya adalah karena si suami tak suka dengan kebiasaan istrinya yang jarang mandi.

Mungkin peugas Pengadilan Kota Taipei tak percaya saat menerima pengajuan gugatan cerai dari seorang pria.

Pria ini mengklaim alasannya ingin menceraikan istrinya yang bernama Lin karena dia mengalami "siksaan psikologi" akibat kebiasaan buruk sang istri.

Baca juga : Siapa Warga Dunia yang Paling Jarang Mandi?

Lin, menurut sang suami, hanya mandi setahun sekali. Tak hanya itu, dia juga jarang mencuci rambut dan menggosok giginya.

Pria yang tak disebutkan namanya itu mengaku, kebiasaan tak sehat Lin itu sudah menjadi pertanyaannya saat keduanya berkencan.

Saat itu, Lin hanya mandi sepekan sekali. Kebiasaan itu malah bertambah buruk saat mereka menikah karena frekuensi mandi Lin semakin jarang.

Setelah menikah Lin hanya mandi sebulan sekali, kemudian dua bulan sekali, dan saat perempuan itu hanya mandi setahun sekali, suaminya sudah tak tahan.

Pria itu mengatakan, akibat kebiasaan buruk istrinya tersebut, mereka hanya bisa berhubungan seks setahun sekali. Alhasil, selama 10 tahun menikah mereka belum dikaruniai anak.

Saat ini, pria tersebut tak memiliki pekerjaan. Dia mengklaim, Lin yang memaksanya keluar dari pekerjaan untuk merawat ayah mertuanya yang sudah uzur.

"Saya berkesempatan bekerja menjadi penjaga keamanan di sebuah gedung," kata pria itu.

"Namun, istri saya menganggap pekerjaan itu rendah dan melarang saya mengambil peluang tersebut," tambah dia.

Pria itu menambahkan, Lin bersikukuh jika ayahnya mendapatkan izin membuka toko lotere, mereka bisa mendapatkan penghasilan dari toko tersebut.

Namun, sang ayah mertua tak kunjung mendapatkan izin dari pemerintah untuk membuka toko lotere.

"Kami sekarang miskin, karena kami berdua tak memiliki pekerjaan. Kami bahkan tak mampu membayar iuran asuransi kesehatan nasional dan tak bisa pergi ke dokter gigi," tambah dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com