Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diserang Impor dari China, Perdagangan Kimchi di Korsel Defisit

Kompas.com - 17/01/2018, 11:51 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP


SEOUL, KOMPAS.com - Perdagangan kimchi di Korea Selatan mengalami defisit tertinggi pada tahun lalu akibat serangan impor dari China yang menawarkan harga lebih murah.

Kimchi merupakan sajian sawi putih yang difermentasi dengan rasa pedas yang menjadi lambang masakan Korea dan selalu dihidangkan dengan setiap makanan.

Dilansir dari AFP, Rabu (17/1/2018), pasar kimchi di Korea Selatan telah dibanjiri produk asal China dalam beberapa tahun terakhir. Mereka menyebut peristiwa ini sebagai "defisit kimchi".

Korea Selatan telah mengimpor lebih dari 275.000 ton kimchi pada 2017, tapi 99 persennya berasal dari China. Badan kepabeanan melaporkan hanya 24.000 ton kimchi asal Korea Selatan yang diekspor.

Baca juga : Ribuan Warga Korea Selatan Ikut Festival Kimchi

Defisit tersebut mencapai nilai 47,3 juta dolar Amerika Serikat atau Rp 630,6 miliar. Angka tersebut naik 11 persen secara tahunan dan yang terbesar sejak 2000.

Harga menjadi faktor utama dalam perdagangan, dengan biaya impor hanya 0,5 dolar AS atau Rp 6.500 per kilogram pada 2016. Sementara, ekspor kimchi dengan tujuan utama Jepang rata-rata memiliki biaya 3,36 dolar As atau Rp 44.000 per kilogram.

Menurut data dari Institut Kimchi Korea Selatan sebanyak 89,9 persen kimchi yang dibeli oleh restoran Korea Selatan sepanjang 2016 diimpor dari china.

Baca juga : Probiotik dalam Kimchi Seribu Kali Lebih Banyak dari Yoghurt

Lembaga urusan budaya di PBB, UNESCO, memasukkan kimchi Korea Selatan sebagai warisan budaya pada 2013.

"Kimchi merupakan bagian penting dari sajian Korea yang melampaui perbedaan kelas dan regional," tulis UNESCO.

Metode dan ramuan spesifik yang berbeda dianggap sebagai warisan keluarga yang penting. Biasanya resep itu diturunkan dari ibu mertua kepada menantu perempuannya yang baru menikah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com