Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/01/2018, 20:17 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

\COX'S BAZAAR, KOMPAS.com - Etnis minoritas Rohingya mengaku sangsi dengan kesepakatan yang dibuat oleh pemerintah Myanmar dan Bangladesh mengenai pemulangan mereka.

Ketua komunitas pengungsi Rohingya di Distrik Cox's Bazaar, Sirajul Mostofa menyatakan belum mengetahui isi kesepakatan kedua negara.

"Yang jelas, sebelum kami kembali ke Myanmar, kami memprioritaskan tiga hal," kata Mostofa seperti dikutip BBC Selasa (16/1/2018).

Pertama, Mostofa meminta agar Myanmar mengakui Rohingya sebagai bagian dari keragaman etnis di Myanmar.

Sejak dihapus status kewarganegaraannya dari Myanmar pada 1982, Rohingya dijuluki sebagai "Bengalis". atau imigran ilegal dari Bangladesh.

Baca juga : Pemulangan Pengungsi Rohingya Disepakati Selesai dalam Dua Tahun

Kedua, Mostofa menuntut agar pemerintah mengembalikan tanah yang dipunyai Rohingya.

"Ketiga, kami meminta keamanan kami dijamin oleh internasional. Tanpa tiga hal itu, perkembangan apapun bukan hal baik bagi kami," terang Mostofa.

Sebelumnya, kedua negara menyepakati pemulangan Rohingya bakal rampung dalam jangka waktu dua tahun.

Namun, kesepakatan tersebut hanya berlaku untuk pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke Myanmar akibat kasus kekerasan yang terjadi sejak Agustus 2017.

Dengan kata lain, tidak untuk pengungsi Rohingya yang tinggal di Bangladesh sebelumnya, yang diperkirakan PBB berjumlah sekitar 200.000 orang.

"Selama pertemuan dua hari ini kami telah menyepakati formulir yang harus diisi para pengungsi untuk dapat kembali ke Myanmar," kata duta besar Bangladesh untuk Myanmar, Mohammad Sufiur Rahman.

Menteri Luar Negeri Bangladesh, Shahidul Haque berkata, Myanmar sanggup untuk memulangkan sekitar 1.500 orang per pekan.

Awalnya, kata Haque, Bangladesh mendesak Myanmar agar bersedia memulangkan 15.000 pengungsi setiap minggunya.

Namun, negara pimpinan Aung Konselor San Suu Kyi itu hanya sanggup di angka 1.500.

"Jadi, kami berkompromi. Namun, kebijakan ini akan dievaluasi tiga bulan ke depan dengan opsi peningkatan jumlah pengungsi yang dipulangkan," ucap Haque.

Baca juga : Jepang Hibahkan Rp 40 Miliar ke Myanmar untuk Pemulangan Rohingya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com