MANILA, KOMPAS.com - Enam bulan setelah Presiden Filipina Rodrigo Duterte melarang warganya merokok di ruang publik, perokok semakin jarang terlihat di Manila.
Larangan itu, termasuk yang paling keras di Asia, membuat sejumlah kawasan yang digunakan perokok di pusat kota Manila ditutup.
Di kawasan bisnis Makati, tempat gedung perkantoran, kompleks komersial, dan restoran terkonsentrasi banyak ruang-ruang merokok yang ditutup.
Setidaknya, area untuk para perokok dipindahkan ke sudut yang jauh sehingga membuat para perokok ini merasa terusir.
Baca juga : Putra Duterte Mengundurkan Diri sebagai Wakil Wali Kota Davao
Aia Baretto (28), seorang pekerja di bidang pemasaran online, mengatakan, dirinya kini kesulitan mencari tempat untuk mengisap rokok.
"Aturan ini memang tak menghentikan kebiasaan merokok," ujar Baretto dengan nada sinis.
"Aturan ini mendorong riset untuk mengetahui lokasi tempat merokok di tiap kota, restoran mana yang memiliki area merokok , dan lain-lain," tambah Baretto.
Larangan yang mulai berlaku pada Juli tahun lalu itu melarang warga Filipina merokok di jalanan, restoran, dan transportasi publik.
Para perokok harus melakukan hobinya itu di lokasi yang sudah ditentukan. Dan, jika tertangkap basah, para pelanggar harus siap membayar denda.
Awalnya, meski Filipina telah memiliki aturan untuk membatasi kebiasaan merokok, tetapi warga negeri itu biasanya dengan enteng mengabaikannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.