BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China menutup situs hotel Marriott Shanghai selama sepekan setelah hotel itu menyebut Tibet dan Hongkong adalah negara independen.
Otorita Siber Shanghai, Kamis (11/1/2018) malam, memerintahkan pengelola hotel Marriott untuk menutup situs dan aplikasi berbahasa China untuk sepekan.
Kini di laman berbahasa China milik Hotel Marriott hanya terpasang kalimat ucapan permohonan maaf.
"Kami tidak pernah mendukung gerakan separatisme apapun yang merusak kedaulatan dan integritas wilayah China," demikian pengelola hotel.
Baca juga : Protes China, Seorang Biksu Terkenal Tibet Bakar Diri
"Kami dengan tulus meminta maaf atas perbuatan yang bisa memicu kesalahpahaman dalam masalah ini," tambah pengelola.
Masalah ini diawal ketika dalam lembar kuesionel dalam bahasa Mandarin, Marriot menanyakan kepada pelanggan merupakan anggota program berhadiah menuliskan negara asal mereka.
Di dalam lembaran itu, Marriott memberikan beberapa pilihan yaitu Tibet, Hongkong, Makau, serta Taiwan.
Hal ini memicu kemarahan di media massa karena warga China menyebut Tibet sebagai "wilayah otonomi" yang sudah di bawah kendali China sejak 1950-an.
Baca juga : Tahun Depan, Marriott Ekspansi Besar-besaran
Hongkong dan Makau adalah bekas koloni Inggris dan Portugal yang kini berstatus "wilayah pemerintahan khusus" di bawah kendali China.
Sementara, Taiwan sudah menjadi negara terpisah sejak Perang Saudara 1949, tetapi Beijing terus mengklaim Taiwan adalah wilayah negeri itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.