KABUL, KOMPAS.com - Sebanyak 20 jurnalis dan pekerja media terbunuh dalam sejumlah aksi kekerasan di Afghanistan sepanjang 2017.
Laporan dari Komite Keselamatan Jurnalis Afghanistan (AJSC), pada Jumat (12/1/2018) menyatakan 2017 merupakan tahun paling mematikan bagi jurnalis dan media dalam sejarah Afghanistan.
Angka tersebut meningkat 67 persen dibandingkan dengan 2016. AJSC mencatat ada 169 insiden kekerasan dan intimidasi, termasuk pembunuhan, melukai, memukul, penahanan, ancaman, dan kekerasan verbal terhadap wartawan dan pekerja media.
Baca juga : Bom Bunuh Diri Guncang Acara Pemakaman di Afghanistan, 12 Orang Tewas
Kelompok yang berperang di Afghanistan, Taliban dan cabang Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), menjadi pelaku utama dalam insiden pembunuhan terhadap jurnalis dan pekerja media.
"Ada 20 jurnalis yang terbunuh, semuanya dilakukan oleh Taliban dan cabang ISIS di Afghanistan," tulis AJSC dalam sebuah pernyataan.
Baca juga : Taliban Bantah Menyerang Kanal Televisi Afganistan
Kepala AJSC Najib Sharifi mengatakan peningkatan jumlah kekerasan terhadap wartawan dan pekerja media di Afghanistan menjadi perhatian khusus di kalangan masyarakat luas.
Komite pendukung media meminta semua kelompok yang berperang termasuk Taliban dan ISIS untuk menahan diri tidak menyerang wartawan dan pekerja media.
Pada 2016, sedikitnya 13 wartawan dilaporkan tewas di negara yang sedang dilanda perang tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.