TEL AVIV, KOMPAS.com - Militer Israel dilaporkan membunuh warga Palestina tak bersenjata, dan sama sekali tidak memberi ancaman kepada mereka.
Pernyataan tersebut dilontarkan lembaga swadaya masyarakat yang berbasis di Tel Aviv, B'Tselem, seperti dikutip harian Al Resalah via Middle East Monitor Kamis (11/1/2018).
B'Tselem berujar, tindakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tersebut ketika demonstrasi di perbatasan Jalur Gaza.
Baca juga : Terkait Yerusalem, Intel Mesir Bujuk Bintang TV untuk Dukung Trump
Dalam demo menolak pengakuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel (6/12/2017), IDF menggunakan peluru tajam untuk menghalau pengunjuk rasa.
Akibatnya, sepuluh orang demonstran Palestina tewas, dan ratusan pengunjuk rasa lainnya terluka.
"Delapan di antara 10 korban adalah warga sipil tak bersenjata yang bahkan tidak memberi ancaman kepada militer," ulas B'Tselem dalam keterangannya.
B'Tselem melanjutkan, kedelapan warga sipil tersebut hanya ikut dalam rombongan demonstran.
"Meski penggunaan peluru tajam melanggar hukum, kami yakin kasus ini bakal diproses tanpa ada kejelasan," beber B'Tselem.
Sementara itu, warga Palestina kembali bentrok dengan IDF di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
The Jerusalem Post mewartakan, dalam bentrokan tersebut, dua remaja Palestina tewas terkena tembakan IDF.
Remaja pertama bernama Amir Abd Abu Musaid (16). Dia tertembak di dada ketika berdemo di Jalur Gaza.
Sementara remaja kedua, Ali Amr Nimr Qeeno (16), tewas di Burin, sebuah desa yang terletak di Tepi Barat.
Baca juga : Presiden Palestina: Yerusalem Tidak untuk Dijual!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.