Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/01/2018, 11:06 WIB
Veronika Yasinta

Penulis


RAKHINE, KOMPAS.com — Militer Myanmar mengakui pasukannya dan penduduk desa membunuh 10 orang etnis Rohingya yang mayatnya ditemukan di kuburan massal.

Dilansir dari The Guardian, Rabu (10/1/2017), pernyataan tersebut merupakan pengakuan publik pertama dari angkatan darat atas operasi militer terhadap Rohingya pada Agustus 2017.

Pernyataan itu disampaikan melalui halaman Facebook kepala komandan militer yang mengatakan, pejuang Rohingya telah mengancam penduduk desa.

Baca juga: Tahun Ini, 48.000 Bayi Rohingya Lahir di Pengungsian

Militer Myanmar menyatakan, 10 orang etnis Rohingya yang ditemukan dalam kuburan massal sebagai "teroris Bengali". Mayat mereka ditemukan pada Desember 2017 di sebuah pemakaman di Desa Din Din, Negara Bagian Rakhine.

"Memang benar penduduk desa dan aparat keamanan mengakui membunuh 10 teroris Bengali," tulis pernyataan militer.

"Tentara akan bertanggung jawab atas pelaku pembunuhan tersebut dan pasukan yang melanggar peraturan. Insiden ini terjadi karena penduduk desa diancam dan diprovokasi para teroris," tambahnya.

Ketegangan telah merebak selama beberapa dekade antara penduduk desa dan etnis minoritas Rohingya. Ratusan orang etnis Rohingya terbunuh dalam dua serangan kekerasan di Rakhine pada 2012.

Baca juga: Pengungsi Rohingya Simpan Memori Kampung Halaman di Ponsel

Setelah bentrokan tersebut, beberapa orang Rohingya mulai membentuk kelompok militan dan menewaskan sembilan petugas polisi perbatasan pada serangan di 2016.

Pada 25 Agustus 2017, Pasukan Penyelamatan Rohingya Arakan (ARSA) meluncurkan serangan yang lebih luas ke pos polisi dan militer Myanmar.

Pihak militer menanggapi serangan itu dengan sebuah operasi. PBB dan kelompok lain menuduh militer Myanmar telah melancarkan kekejaman terhadap etnis Rohingya, termasuk pembunuhan, pemerkosaan, dan pembakaran rumah.

Lebih dari 650.000 etnis Rohingya kini mengungsi ke Bangladesh.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com