Pada 1996, kapal selam Korea Utara menjalankan misi spionase di pelabuhan Gangneung, sebelah timur Korea Selatan. Operasi yang berlangsung 45 hari berakhir dengan 24 kru kapal tewas karena air masuk ke dalam kapal selam.
Tabrakan kapal militer Korea Selatan dan Korea Utara pada 1999 menyebabkan 50 prajurit Korut tewas.
Baca juga : Rakyat Korea Utara Peringati Enam Tahun Kematian Kim Jong Il
Pada Maret 2010, Korsel menuduh Korut menghancurkan salah satu kapal perangnya yang membunuh 46 orang pelaut. Namun, Korut membantah tuduhan tersebut.
November 2010, Korut meluncurkan serangan pertamanya ke daerah berpenduduk sejak perang, dengan menembaki 170 peluru artileri di Yeonpyeong. Empat orang terbunuh, termasuk dua warga sipil.
Senjata nuklir
Korea Utara secara gigih menjalankan program rudal nuklir dan balistik yang dilarang, sejak uji coba bom atom pada 2006.
Kemajuannya terus meningkat di bawah kepemimpinan Kim Jong Un yang telah melakukan uji coba nuklir keenam dan terbesar pada September 2017.
Kim menyatakan Korut sebagai negara nuklir.
Mulai terbuka
Terlepas dari ketegangan keduanya, beberapa pembicaran mulai digelar.
Kim Jong Il pernah mengadakan dua pertemuan bersejarah dengan Korsel pada 2000 dan 2007. Perundingan tersebut gagal menghasilkan keputusan yang signifikan.
Namun, momen Olimpiade Musim Dingin 2018 membuka kembali komunikasi di antara kedua negara setelah absen dua tahun.
Baca juga : Seoul Masukkan Agenda Reuni Keluarga saat Pertemuan dengan Korea Utara
Saluran telepon lintas batas mulai dibuka untuk pertama kalinya sejak 2016 pada pekan lalu, sebagai tanggapan atas keinginan Kim Jong Un untuk mengirim atletnya ke Olimpiade di Korea Selatan.
Apakah Olimpiade Musim Dingin 2018 bakal disebut sebagai Olimpiade Perdamaian bagi keduanya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.